Serangan jantung yang berujung pada kematian karena kelelahan saat melakukan kegiatan olah raga jarang terjadi pada kaum wanita, namun lebih umum terjadi pada kaum pria, seperti dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of the American Medical Association. Para ilmuwan menemukan dari sebanyak 288 kematian karena gagal jantung mendadak yang diteliti pada sekitar 85 ribu wanita usia paruh baya yang bekerja sebagai perawat sejak 1980an (saat penelitian tersebut dimulai) hingga saat ini, hanya terjadi sembilan kasus kematian pada saat para partisipan merasa kelelahan dan hanya tiga dari kesembilan kematian tersebut terjadi saat mereka sedang melakukan kegiatan olah raga. "Risiko terjadinya serangan jantung yang menyebabkan kematian pada saat terjadinya kondisi kelelahan mulai dari kelelahan yang sedang hingga kelelahan yang amat sangat dikalangan para perawat wanita tersebut, tercatat sangat kecil jumlahnya bahkan lebih rendah dari kelompok pria," demikan hasil studi pengamatan Christine Albert dari Brigham and Women's Hospital di Boston. Kematian akibat serangan jantung yang fatal terjadi di kalangan perawat wanita yang menghabiskan waktu hanya satu per 36,5 jam untuk berolahraga, sementara pada kelompok pria dengan usia yang sama terjadi 19 kali lebih banyak mengalami kematian akibat gagal jantung saat melakukan kegiatan olah raga, angka tersebut diperoleh dari penelitian terhadap dokter pria, demikian hasil laporan penelitian terkini yang dipublikasikan dalam jurnal American Medical Association (AMM). Kematian saat melakukan kegiatan olah raga jarang terjadi baik pada wanita maupun pria, namun peneliti tak bisa menjelaskan mengapa terdapat perbedaan angka dalam hal serangan jantung saat mengalami kelelahan yang cukup besar diantara kelompok wanita dan pria. "Mereka yang seharusnya paling cemas adalah orang yang tak pernah melakukan kegiatan olah raga sama sekali, karena olah raga yang dilakukan secara teratur adalah yang cara terbaik untuk mengalahkan penyakit jantung," kata Albert menambahkan dalam laporan ilmiahnya.Hanya wanita yang melakukan kegiatan olah raga kurang dari dua jam selama sepekan yang berisiko terkena serangan jantung yang berakibat fatal saat melakukan olah fisik. Wanita yang melakukan olah raga sedikitnya empat jam dalam sepekan misalnya melakukan olah raga jalan kaki setengah jam setiap hari maka ancaman terkena serangan jantung pada mereka turun hingga 60 persen tanpa memperhitungkan faktor bobot tubuh. Sepertiga dari wanita yang dijadikan objek penelitian tidak melakukan kegiatan olah raga sama sekali, sementara hanya 15 persen diantara jumlah keseluruhan yang melakukan olah raga selama empat jam atau lebih, selama sepekan. Kelebihan berat badan yang umumnya disertai penyempitan arteri, tingkat kolesterol yang tinggi dalam darah dan faktor-faktor lainnya yang bisa menjadikan orang tersebut beresiko tinggi terkena serangan jantung, namun bagi wanita yang kurus tapi tidak fit mereka tetap memiliki risiko yang sama tingginya, demikian hasil penelitian lainnya yang mengamati 27 ribu wanita. "Hal ini berarti kaum wanita dengan variasi berat badan yang berbeda dapat memperbaiki kondisi kesehatannya dari ancaman serangan jantung yang berakibat fatal dengan cara melakukan kegiatan berolah raga. Sementara untuk wanita yang secara fisik aktif bisa menurunkan risiko terancam serangan jantung fatal dengan mencoba mencapai dan mempertahankan berat tubuh ukuran standard normal mereka," jelas Samia Mora, rekan Albert yang masih berada dalam satu penelitian yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar