Cegah Kanker Serviks Sedini Mungkin
http://sehat-ituindah.blogspot.com
WANITA pekerja tampaknya harus waspada dengan bahaya kanker serviks. Pasalnya, penyakit ini sangat mematikan dan menelan banyak korban.
Menurut Prof M Farid Aziz, Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kanker serviks banyak menimpa wanita produktif usia 30 sampai 50 tahun. Akibatnya, banyak wanita yang mengalami gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiwaan, dan kesehatan seksual.
"Kanker serviks disebabkan oleh Human Pappilloma Virus (HPV). HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan sering kali bertukar perlengkapan pribadi, misalnya celana dalam atau handuk. Penyakit kanker serviks pun bisa menurun kepada anak yang dilahirkan ibu pengidap HPV. Itu berarti, risikonya lebih besar dibandingkan dengan perokok berat," tutur Prof M Farid Aziz di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (21/1/2009).
Sejauh ini perkembangan HPV sangat resisten (bertahan) terhadap panas dan proses pengeringan. Untuk itulah para wanita harus segera mengenali gejala penyakit ini sedini mungkin.
"Gejalanya seperti pendarahan pada liang senggama, timbulnya keputihan bercampur darah dan berbau, serta nyeri panggul atau tidak bisa buang air kecil," sebutnya.
Di Indonesia kanker serviks menduduki peringkat pertama di antara 10 jenis kanker yang diderita kaum wanita. Bahkan, sekitar 20 sampai 25 wanita meninggal atau setiap dua menit wanita meninggal di dunia.
"Cara mendeteksi kanker serviks sendini mungkin bisa saja dilakukan dengan Pap Smear atau Inspeksi Visual Asetat (IVA-Visual Inspection with Acetic Acid) sebagai penganti tes Pap Smear," tambahnya.
Kendati berbahaya, para wanita pun masih tetap bisa menepis bahaya kanker serviks. Caranya dengan pengobatan atau terapi berdasarkan stadium kanker serviks saat didiagnosis. Misalnya, tindakan bedah, kemoterapi, dan terapi paliatif (palliative care) yang lebih difokuskan pada peningkatan kualitas hidup pasien.
"Pencegahan primer berupa vaksin sebaiknya diberikan sedini mungkin kepada remaja puteri berusia 10 tahun. Hanya saja, pemberian vaksin ini harus mendapatkan rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan HOKI (Himpunan Onkologi Genekologi Indonesia). Sementara pencegahan sekunder melalui Pap Smear atau Inspeksi Visual Asetat (IVA) biasanya diberikan kepada mereka yang telah berhubungan seksual," paparnya.
Di tempat yang sama, Prof Samsuridjal Djauzi SpPD KAI FACS menambahkan, tidak seperti beberapa virus lain, jika seorang wanita terinveksi HPV tak berarti menjadi kebal dengan virus ini. Dia tetap mendapatkan infeksi berulang dari tipe HPV yang sama atau berbeda, dan berisiko terkena kanker serviks.
"Vaksin kanker serviks bekerja meningkatkan kekebalan tubuh untuk melindungi dari infeksi atau reinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks," pungkas menyebut biaya vaksin kini lebih murah Rp700 ribu.
sumber: okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar