Selasa, 24 Februari 2009

Merawat Anak Berpenyakit Kronis

http://sehat-ituindah.blogspot.com
TAK mudah memang, merawat anak, utamanya jika mengidap penyakit kronis. Selain rasa sakit secara fisik yang anak rasakan, dia juga membutuhkan perhatian yang besar secara psikologis.

Yuk Moms, simak beberapa tip berikut ini! Menurut dr Jeanne Roos-Tikoalu SpA, dari Rumah Sakit Puri Indah, Jakarta Barat dan Maria Herlina Limyati Psi, dari LPT-UI bukan tidak mungkin Anda akan terbantu dalam merawat si kecil yang tengah berjuang melawan sakit kronisnya.

Pemeriksaan dan Pengobatan

Sejak pertama kali didiagnosa, buatlah catatan harian tentang apa saja yang berkaitan dengan penyakit yang diderita anak, pemeriksaan dan hasil laboratorium, nama dan dosis obat, terapi yang akan terima, diet yang harus dilakukan, kunjungan ke dokter atau rumah sakit dan untuk keperluan apa. Juga segala keluhan dan perubahan keadaan anak, serta segala hal kecil lain yang kelihatan tidak penting sekalipun! Suatu saat anak akan memerlukan catatan ini.

Untuk penyakit asma, misalnya, lakukan kontrol penyakit asma jangka panjang. Untuk melakukannya, gunakan rencana harian perawatan asma. Mencakup rencana tertulis yang menginformasikan tentang obat apa yang diambil, perlakuan ketika serangan asma terjadi. Catat pula bagaimana rencana tindakan asma, yang memberitahu Anda apa yang harus dilakukan bila anak Anda memiliki serangan asma. Hal ini membantu Anda mengidentifikasi pemicu yang dapat menyebabkan serangan asma si kecil.

Ajaklah keluarga atau teman saat ke dokter, dan mintalah mereka mencatat hal-hal penting yang dikatakan dokter. Agar tidak menunggu terlalu lama, teleponlah dokter satu jam sebelumnya untuk memastikan dokter Anda tidak terlambat datang.

Bagaimana Cara Merawat?

Untuk penderita kanker, misalnya, sempatkan ke dokter gigi sebelum memulai terapi kanker anak Anda agar tidak timbul masalah di tengah-tengah pengobatan. Potonglah pendek rambut anak sebelum memulai kemoterapi agar tidak terlalu banyak yang rontok. Kalaupun rontok, tidak tampak mencolok.

Lain lagi untuk penderita asma. Yang harus dilakukan oleh anak, ataupun anggota keluarga di saat asma menyerang: mengukur fungsi paru dengan menggunakan alat Peak Flow Meter; melakukan inhalasi dengan obat emergenct yang ada. Tenangkan diri, sambil melakukan beberapa latihan pernapasan, seperti pengaturan napas melalui mulut, lakukanlah selama kurang lebih 10 menit. Ukur kembali fungsi paru dengan menggunakan Peak Flow Meter dan jika belum ada perbaikan hasil lakukan kembali pengobatan dengan inhalasi, lalu kembali lakukan latihan pernapasan. Ukur kembali fungsi paru dengan Peak Flow Meter, dan jika tidak mengalami kenaikan lagi, segera pergi ke rumah sakit.

Hormati Privacy Anak

Berikan anak kewenangan/hak sebanyak mungkin. Mintalah ijin sebelum masuk kamar mereka, untuk duduk dekat dengan mereka. Contohnya: "Bolehkah Mama membantu kamu melakukan ini?" Tetap berikan kontrol kepada meraka.

Tanyakan kepada anak, apa yang bisa Anda lakukan untuk membuat mereka merasa nyaman. Pertahankan agar rumah tetap dalam kondisi yang bersih dan kelihatan bercahaya dan nyaman. Biarkan anak menempati kamar yang dekat dengan kamar mandi. Tempatkan tisu, handuk, keranjang sampah, selimut, dan barang yang akan sering digunakan diletakkan dekat dengan anak agar dapat terjangkau dari tempat tidur atau tempat duduk.

Jika anak sulit bangun dari tempat tidur, letakkan pispot di tempat yang mudah dijangkau. Lalu jika anak terpaksa berada di tempat tidur cukup lama, siapkan hiburan di kamar Anda, seperti televisi, radio, majalah, buku, mainan, dan lain sebagainya.

Siapkan obat kumur dan sikat gigi yang lunak. Pada anak penderita kanker, kemoterapi kadang menyebabkan sariawan, upayakan anak cukup tidur untuk memulihkan kondisi.

Makanan dan Minuman

- Sekalipun anak merasa mual, upayakan untuk tetap makan. Makan sedikit lebih baik daripada tidak makan sama sekali, karena perut yang kosong akan memperparah rasa mual.
- Daripada makan makanan berkaki lima (membeli di luar, lebih-lebih dari warung di pinggir jalan), lebih baik makan makanan masakan sendiri yang berkaki empat (daging sapi, kambing, dsb).
- Daripada makan makanan berkaki empat lebih baik makan makanan berkaki dua (daging unggas: ayam, burung, angsa, dsb).
- Daripada makan makanan berkaki dua, lebih baik makan makanan berkaki satu (jamur, sayur-sayuran, dan buah-buahan) atau tidak berkaki (telur, ikan).
- Minumlah 8-10 gelas sehari untuk membantu tubuh anak membuang racun sisa-sisa pengobatan.
- Kurangi minum soft drink atau sebangsanya. Lebih baik diganti susu atau teh, terlebih teh hijau. Jangan sampai persediaan makanan di kulkas habis, untuk persediaan jika sewaktu-waktu tidak sempat memasak/membeli makanan.

Harus Tetap Bergerak

Walaupun berada di tempat tidur, usahakan agar anak tetap melakukan aktivitas sehari-hari secara normal, tetapi jangan dipaksakan.

Bawalah anak beristirahat jika sudah terlihat lelah. Perlu diketahui, anak dapat melakukan olahraga sederhana dengan menggunakan lengan, kaki, tungkai, atau dikenal dengan nama latihan "range of motion".

Latihan ini mencegah kaku, luka, pada kulit dan menyebabkan lancarnya aliran dalam pembuluh darah. Mintalah bantuan dari dokter, perawat, atau petugas fisioterapi untuk menunjukkan bagaimana cara melakukannya.

Jika anak mengalami masalah dalam bernapas, duduk dalam posisi tegak dapat membantu masalah tersebut. Angkat sisi atas dari tempat tidur, atau gunakan bantal dalam jumlah yang lebih sehingga posisi akan lebih tegak. Jika masalah bernapas menjadi semakin berat, maka hubungi dokter yang biasa menangani anak Anda.

Bila keadaan anak mengharuskan ia untuk menghabiskan banyak waktu di tempat tidur, bantu mereka untuk lebih sering mengubah posisi tubuh. Perawat dapat membantu menunjukkan kepada Anda bagaimana membantu anak bangun dari tempat tidur menuju ke tempat duduk tanpa menyakiti anak.

Hal ini akan mencegah kaku pada persendian, luka pada tubuh yang timbul akibat posisi berbaring yang lama (bedsores) dan beberapa jenis penyakit radang paru-paru. Mereka juga butuh bantuan Anda untuk melakukan hal-hal kecil seperti memperbaiki posisi selimut atau bantal. Dalam keadaan normal, ketika berada di atas tempat tidur, anak harus melakukan perubahan posisi setiap empat jam sekali
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar