Sabtu, 14 Februari 2009

Meditasi, Melatih Diri Hidup Realistis

http://sehat-ituindah.blogspot.com
SALAH satu pemicu stres yakni terlalu banyak menyimpan masalah yang tidak segera diselesaikan. Meditasi bisa menjadi cara untuk menanggulangi stres karena pikiran dan tubuh menjadi rileks.

Ahli meditasi dari House of Alpha Mind- Relationship Therapy, Darmawan B Suleiman, mengatakan, meditasi adalah kondisi "Being Present".

"Artinya, being mengacu pada ruh. Ruh adalah inti dari diri sendiri. Ruh selalu sehat karena ruh adalah bagian dari Tuhan yang ada dalam diri kita. Sementara, present artinya sekarang atau saat ini," paparnya.

Pikiran yang mengacu pada ruh, Darmawan menuturkan, akan menyehatkan body and mind atau fisik dan mental.

"Meditasi adalah melatih pikiran agar lebih rileks dan bahagia. Istilahnya seperti memandikan pikiran," tuturnya saat menjadi pembicara seminar meditasi dengan tema "The Rejuvenation Day".

Darmawan menjelaskan, ketika pikiran berada pada kondisi sekarang atau saat ini, maka pikiran terbebas dari ilusi. Present berarti hadiah atau karunia. Pikiran yang berada pada saat ini ada dalam kondisi tanpa ilusi dan mendapatkan karunia dalam kehidupan yakni rasa bahagia.

"Menjalani hidup menjadi apa adanya. Bahagia artinya damai secara batin, sehat secara fisik. Meditasi melatih diri untuk hidup realistis, bahagia, damai, dan sehat," papar mind therapist, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.

Dia menyebutkan, meditasi yang membawa pikiran pada kondisi being present dapat dilakukan untuk kebutuhan kesehatan. Tahap pertama menjadi benar-benar sehat, yakni melalui restrukturisasi energi dalam arti menata ulang pikiran yang negatif di dalam diri menjadi pikiran yang positif. Tahap kedua, proses penyehatan dituntaskan dengan proses detoksifikasi pikiran guna melepaskan sisa-sisa pikiran negatif yang masih tertinggal.

"Dengan meditasi, maka pikiran menjadi rileks, dan otomatis kita menjadi sehat," ujar mantan pebisnis ini.

Rileks adalah pasifnya tiga unsur yang mengganggu jiwa yang tenang, yaitu perasaan, dipasifkan dengan membiarkan napas berlangsung dengan apa adanya. Kemauan dipasifkan dengan melepaskan ketegangan di otot. Dan pikiran, dipasifkan dengan memejamkan mata.

Kondisi rileks ketika gelombang pikiran ada pada kondisi alpha (12 Hertz per detik - 8 Hertz per detik) bila diukur dengan alat EEG. Sensasi yang dirasakan adalah tenang dan nyaman.

Psikiater dari Psychosomatic Clinic Rumah Sakit Omni Intenational Hospital Alam Sutera, Tangerang, dr Andri, SpKJ mengatakan, meditasi sangat baik untuk kesehatan, tidak heran jika meditasi makin digemari.

"Meditasi meningkatkan ketenangan pikiran dan mental seseorang. Dengan ketenangan, maka konsentrasinya akan semakin baik. Meditasi juga meningkatkan daya tahan tubuh karena orang yang meditasi, maka kadar stresnya dapat berkurang," ujar Penanggung Jawab Klinik Psikosomatik RS Omni Internasional ini.

Andri mengatakan, kadar stres ini yang membuat mekanisme tubuh menjadi tidak benar karena memengaruhi aksis HPA (Hipotalamus Pituitary Adrenal) untuk mengeluarkan hormon stres kortisol yang dalam jumlah berlebihan akan mengganggu mekanisme tubuh salah satunya mekanisme pertahanan (imunitas) tubuh.

"Hanya saja, meditasi harus diajarkan dengan baik, kalau bisa seseorang mempunyai guru yang tetap untuk melatih meditasinya," sebutnya.

Ditambahkannya, meditasi yang salah akan membuat hal yang tidak baik seperti kurangnya konsentrasi dan tidak rileks.

"Untuk itu, gunakan pembimbing meditasi."
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar