Senin, 16 Februari 2009

Kehamilan Ektopik Dapat Sebabkan Kematian

http://sehat-ituindah.blogspot.com
HAMIL adalah anugerah terindah. Karena itu, jaga dan rawatlah kehamilan Anda. Jika muncul gejala atau kondisi yang tak enak dan semestinya, temuilah dokter. Jika tidak, Anda tak akan pernah sungguh-sungguh menikmati anugerah itu. Kenapa? Belakangan ada banyak penyakit atau gangguan kehamilan. Salah satunya adalah kehamilan ektopik. Gangguan ini bisa berujung pada kematian.

Kehamilan ektopik, menurut dr Boy Abidin SpOG dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, adalah kehamilan yang terjadi di luar kandungan, di mana sel telur yang telah dibuahi tumbuh dan berimplantasi di tempat yang tidak normal. Kehamilan ektopik sendiri dapat terjadi di beberapa tempat pada organ reproduksi wanita selain kavum uterus atau rongga rahim, antara lain, di tuba falopi (saluran telur), kanalis servikalis (leher rahim), ovarium (indung telur), dan rongga perut. Dan yang banyak terjadi adalah kehamilan di dalam tuba falopi.

Orang yang mengalami kehamilan ektopik pun dapat mengalami abortus atau ruptur, jika kehamilannya berkembang melebihi kapasitas ruang tempat implantasi. "Ini termasuk suatu keadaan yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan pendarahan yang hebat dan berulang. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan fertilitas atau kesuburan, bahkan juga dapat menyebabkan kematian si ibu dan janin," terang dr Boy SpOG.

Penyebab dan Gejala

Sampai saat ini, ada penyebab kehamilan ektopik yang belum diketahui. Faktor penyebab kehamilan ektopik yang sudah diketahui, antara lain faktor uterus, faktor tuba, dan faktor ovum.

Yang masuk dalam faktor uterus adalah tumor rahim yang menekan dan uterus hipopiastis. Yang masuk dalam faktor tuba adalah penyempitan lumen tuba oleh infeksi endosalfing, tuba yang sempit, panjang dan berlekuk-lekuk, gangguan fungsi rambut, operasi, dan sterilisasi tuba yang tidak sempurna, endometriosis tuba, divertikel tuba dan kelainan kongenital lainnya, perekatan peritubal, dan lekukan tuba, lumer kembar dan sempit. Dan yang masuk dalam faktor ovum migrasi eksternal dan ovum, perletakan membran granulosa, rapid cell devision dan migrasi internal ovum.

Pada kehamilan yang abdominal, janin berkembang di dalam rongga perut. Karena tempat pertumbuhan tidak sempurna, janin tidak tumbuh secara normal atau bahkan mati. Selain itu, dapat pula terjadi suatu infeksi yang dapat membahayakan janin. Dalam hal ini, gejala awal yang harus diperhatikan adalah tanda-tanda pada kehamilan, seperti rasa mual, muntah, tidak menstruasi dan rasa nyeri pada satu atau kedua sisi perut bagian atas, bawah, atau seluruh bagian perut. Bahkan terdapat pula bercak darah atau pendarahan yang biasanya berwarna hitam. "Rasa nyeri yang dirasakan pada perut bawah biasanya terjadi pada kehamilan sekitar 6-8 minggu dan bisanya juga disertai dengan pingsan," sambung dr Boy.

Gejala lainnya adalah wajah yang pucat, kesadaran yang menurun atau lemah, nyeri bahu dan bagian samping leher serta nyeri perut yang disertai perut yang menegang. Dan yang lebih hebat lagi, penderita akan shock akibat kehilangan banyak darah.

Pengobatan

Kehamilan ektopik sangat berbahaya. Jika telat ditangani, akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, deteksi dini dan pengakhiran kehamilan adalah jalan yang disarankan.

Pengakhiran kehamilan sendiri dapat berupa pemberian obat-obatan atau pun dengan operasi. Obat yang diberikan adalah methatrexate atau obat antikanker. Tetapi jika usia kehamilan lebih dari beberapa minggu, perlu dilakukan operasi. Operasi lebih aman dan lebih berhasil daripada obat.

Operasi yang dilakukan adalah salpingektomi, yaitu pengangkatan tuba yang mengandung kehamilan dengan pemberian transfusi darah.

Salpingektopik dapat pula dilakukan dalam beberapa kondisi, seperti kondisi si penderita yang buruk, misalnya dalam keadaan shock, kondisi tuba yang buruk, penderita menyadari kondisi fertilitasnya dan menginginkan fertilitas inuitro, dan penderita tidak ingin mempunyai anak lagi.

Meskipun gejala tersebut sudah jelas, tetap perlu dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain, USG. USG dapat memberikan diagnosa yang pasti terhadap kehamilan ektopik, jika ditemukan kantong gestasi di luar rahim yang di dalamnya tampak jantung janin. Apabila memungkinkan, dilakukan operasi laparaskopi.
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar