Sabtu, 19 Januari 2008

The Walking Diet - Istilah apa itu?

Saat ini telah ramai dikenal istilah “The Walking Diet”, yang artinya melakukan “diet” dengan cara berjalan kaki. Jika Anda ingin lebih lengkap dalam berdiet, sebenarnya Anda cukup mengatur pola makan sehat – tanpa diet yang gila-gilaan – dan dipadu dengan berjalan kaki 10.000 langkah perhari. Hal itu selain membakar kalori, juga mampu memperbaiki sistem metabolisme tubuh.

Jalan kaki dan diet

Hampir setiap aktivitas fisik yang kita lakukan memang bisa membakar kalori, namun seberapa banyak kalori yang terbakar? Dibandingkan dengan olahraga penuh, ternyata berjalan kaki mampu membakar kalori dalam jumlah yang cukup besar. Pada wanita usia 40 tahun dengan gaya hidup atau aktivitas fisik yang sedang, berjalan kaki dengan kecepatan 2 mil perjam (kira-kira setara dengan 70 langkah permenit) selama 30 menit dapat membakar kalori sampai 79.1 kkal, sedangkan dengan kecepatan 4 mil perjam (kira-kira setara dengan 140 langkah permenit) selama 30 menit dapat membakar kalori sampai 184.1 kkal. Pada pria usia 40 tahun dengan gaya hidup atau aktivitas fisik yang sedang, berjalan kaki dengan kecepatan 2 mil perjam selama 30 menit dapat membakar kalori sampai 64.9 kkal, dan dengan kecepatan 4 mil perjam selama 30 menit dapat membakar kalori sampai 186.7 kkal. Jika hal tersebut dilakukan rutin setiap hari, maka Anda dapat menghitung berapa jumlah kalori yang hilang saat Anda berjalan kaki.

Jalan kaki dan nyeri punggung

Mereka yang sedang menderita nyeri punggung atau sedang dalam masa penyembuhan akibat nyeri punggung disarankan untuk melakukan olahraga ringan seperti aerobik. Namun untuk beberapa kasus penderita nyeri punggung, kadang olahraga ringanpun tetap terasa nyeri sehingga mereka cenderung berhenti berolahraga.

Sebagai alternatifnya, maka kini disarankan untuk mengganti olahraga ringan dengan berjalan kaki. Jalan kaki dengan kecepatan rendah yang stabil dan seimbang justru akan menjaga dan meningkatkan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sambil mengurangi kecenderungan timbulnya nyeri punggung di kemudian hari.

Sebelum berolahraga dengan cara jalan kaki, lakukanlah peregangan secara perlahan dan lembut untuk meregangkan otot dan sendi-sendi agar terbiasa dengan gerakan berjalan kaki. Namun ada baiknya sebelum melakukan peregangan, Anda terlebih dulu melakukan jalan ringan selama lima menit untuk pemanasan.

Karena berjalan kaki dapat melatih otot betis, paha, dan panggul, maka olahraga ini dapat meningkatkan stabilitas tulang belakang dan juga kondisi otot-otot penyangga sehingga postur tubuh yang tegak tetap terjaga. Selain itu, berjalan kaki juga dapat memperkuat tulang sehingga jika dilakukan secara rutin dapat membantu mencegah osteoporosis dan mengurangi nyeri osteoarthritis.


Jalan kaki dan diabetes

Diabetes Prevention Program pada tahun 2001 mempublikasikan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa berjalan kaki selama 30 menit dan lima kali seminggu, dibarengi dengan mengatur porsi makan, ternyata dapat mengurangi risiko terjadinya diabetes sampai 50% pada partisipan yang kelebihan bobot badan dan kadar gula darah yang tinggi. Mereka juga mengalami penurunan berat badan rata-rata 7.5 kg dalam setahun.

Rutin berjalan kaki memang sangat baik dilakukan bagi penderita diabetes karena bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk memproses gula sehingga tidak menumpuk berlebihan di dalam darah. Hasilnya, kadar gula dalam darah bisa turun sehingga bisa mengurangi risiko terhadap penyakit jantung dan ginjal.

Sebelum dan sesudah berjalan kaki, sebaiknya cek kadar gula darah Anda. Jika terlalu rendah, di bawah 100 mg/dl, Anda harus menambah asupan karbohidrat sekitar 15-30 gram. Jika terlalu tinggi, di atas 200 mg/dl, maka sebaiknya tunda dulu olahraga Anda sampai kadar gula darahnya turun. Penting bagi para diabetisi untuk selalu melakukan pengecekan kadar gula darah dengan interval yang rutin jika ingin mencoba berjalan kaki dengan jarak tempuh yang jauh.

Waktu yang paling baik untuk diabetisi melakukan olahraga jalan kaki adalah sekitar 1-2 jam setelah makan, saat insulin dan kadar gula darah mulai stabil. Paling disarankan jika dilakukan di pagi hari.

Untuk menghindari terjadinya penurunan kadar gula terlalu rendah saat berjalan kaki, sebaiknya bawalah makanan ringan yang mengandung karbohidrat. Setelah selesai berjalan kaki, Anda mungkin butuh asupan karbohidrat sedikit lebih banyak dari biasanya untuk mencegah terjadinya hipoglikemia. Yang terpenting saat Anda mencoba program ini adalah Anda harus ekstra hati-hati terhadap gejala-gejala yang mungkin terjadi, jangan terlalu memaksakan diri dan sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda.

Sumber : Infosehat

Diet Setelah Melahirkan

Walaupun terasa bahagia saat menimang Anak, ada satu kegelisahan yang sering menyelinap dalam hati para ibu, yaitu cara untuk menurunkan kembali berat badannya ke berat semula. Hal ini memang sering menjadi momok bagi setiap ibu usai mereka melahirkan. Namun bila melakukan diet, apakah baik bagi kesehatan ibu dan anak?

Kenaikan berat hingga 10-15 kg bukan merupakan hal yang mudah untuk ditanggulangi. Namun, jangan dulu patah semangat karena ada trik khusus untuk menyiasatinya!

Menyusui. Bagi Anda yang menyusui, bergembiralah. Karena menyusui merupakan salah satu cara yang cepat menuju berat badan semula seperti sebelum Anda hamil. Pada saat menyusui, otomatis tubuh akan membakar sekitar 500 kalori per harinya.

Asupan makanan. Asupan makanan pasca melahirkan tetap harus diperhatikan dengan baik. Sebaiknya perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan makanan rendah lemak, namun bukan berarti Anda tidak mengonsumsi lemak sama sekali. Anda dapat memilih daging yang sudah dibuang bagian lemaknya.

Bila Anda senang mengudap, sebaiknya menyimpan beberapa jenis kudapan dengan kandungan yang bergizi agar berat tubuh tetap terjaga, seperti yogurt rendah lemak atau biskuit rendah lemak. Selain itu, jangan lupa untuk banyak minum air putih.

Olahraga. Banyak sekali jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh ibu setelah melahirkan. Tak perlu jauh-jauh berpikir jenis olahraga yang ada di gym, kegiatan sehari-hari mengurus anak seperti memandikan atau menyuapi anak sudah dapat membuang banyak kalori. Mengajak anak berjalan-jalan dengan kereta bayi setiap pagi atau sore selama kurang lebih satu jam dapat membakar sekitar 200 kalori. Selain itu, berenang atau yoga juga baik bagi kesehatan tubuh dan dapat melatih seluruh otot tubuh.

Tentu saja, olahraga ini tidak bisa dimulai tiba-tiba dan diperlukan jarak tertentu dari sejak waktu melahirkan. Waktu yang dianggap cukup untuk memulai olahraga adalah sekitar 2-3 bulan pasca melahirkan di mana tubuh pun sudah lebih kuat.

Satu hal yang harus diingat dalam program diet adalah menurunkan berat badan bukanlah proses yang instan. Diperlukan kesabaran dan diikuti dengan pola makan yang seimbang serta olahraga secara teratur, tanpa mempengaruhi kualitas ASI maupun kesehatan Anda.

Sumber : InfoSehat

Berat Badan Naik Turun??!! Cuapeee deh...

Pernahkah Anda merasa telah berjuang keras melakukan diet, tapi berat badan tak kunjung turun? Anda tidak sendirian... Banyak orang juga mengalami hal yang sama!

Hal itu disebabkan karena kesalahan yang seringkali tidak disadari dalam menjalankan diet. Akibatnya, berat badan justru berada dalam posisi stagnan dan tak jarang akan lebih mudah untuk mengalami kenaikan kembali.


Nah... jika Anda mengalaminya, segera simak tips'nya di Blog ini

Dapatkan Gratis Tips-tips nya dari Kami dengan mendaftarkan email Anda di Kolom Free Newsletter dibawah ini