Senin, 23 Maret 2009

Kulit Bayi Tampak Biru? Waspadai Tetralogy of Fallot!

http://sehat-ituindah.blogspot.com
APABILA suatu saat kulit bayi Anda tiba-tiba membiru dan bibir atau ujung jari tangan dan kakinya semakin tampak kebiruan, Anda harus waspada. Bisa jadi bayi Anda terkena Tetralogy of Fallot (TOF), yaitu adanya lubang pada bagian atas bilik jantung, sehingga aliran darah dari jantung ke paru-paru berkurang.

Menurut dr A. Zaini, Sp. JP, FIHA dari Rumah Sakit Meilia, Cibubur, penyakit jantung pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu nonseniotik atau penyakit jantung yang tidak biru dan seniotik atau yang biru. Dikatakan tidak biru kalau darah, dari yang bersih menuju yang kotor, masuk ke jantung sebelah kanan. Sebelum masuk ke jantung sebelah kiri. Namun jika darah berasal dari jantung kanan ke jantung kiri, akan terlihat kotor dan biru karena jantung bekerja tidak semestinya.

Berdasarkan namanya, lanjut dr Zaini, ada empat kelainan anatomi TOF, yaitu Defek Septum Ventrikel (VSD), yaitu adanya lubang pada sekat antara kedua rongga ventrikel; aorta overriding di mana pembuluh besar aorta ini akan menjadi kenal untuk mendistribusikan darah keseluruh tubuh dan menjadi besar bahkan akan mengalami transposisi; stenosis pulmonal, yaitu penyempitan di katub pembuluh darah yang keluar dari bilik kanan menuju paru-paru, bagian otot di bawah juga menebal dan menimbulkan penyempitan; hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal.

Penyebab dan Gejala

Penyebab penyakit ini memang belum diketahui secara pasti. Kondisi kelainan dari satu bayi dengan bayi lainnya memang tidak selalu sama. Sangat tergantung pada parah atau tidaknya kelainan yang dialami. "Biasanya melibatkan beberapa faktor," kata dr Zaini. Beberapa faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya TOF ini, antara lain, faktor bawaan dan faktor lingkungan.

Yang masuk faktor lingkungan adalah ketika si ibu hamil, ia mengalami infeksi, seperti rubella atau ia mengonsumsi minuman alkohol secara berlebihan dan kekurangan gizi, sehingga dapat mengganggu tumbuh kembang janin pada tahap awal. Tidak hanya itu. Ibu hamil yang sudah berusia 40 tahun dan menderita diabetes pun dapat menjadi faktor penyebab mengapa anaknya terkena TOF. "Tetralogy of Fallot ini lebih sering ditemukan pada anak-anak yang menderita down syndrome," terangnya.

Gejala TOF pun sangat bervariasi. Ada yang berat, tapi ada pula yang tidak. Bayi dapat diketahui mengidap penyakit TOF yang tidak berat ketika tubuhnya tidak tampak biru. Kalau pun warna biru itu timbul, biasanya pada saat si bayi menangis, buang air besar, atau melakukan aktivitas terlalu berat. Sementara bayi yang mengalami TOF yang berat atau biru sejak lahir (sianosis), bibir, jari tangan dan kakinya tampak biru. Juga sesak napas ketika melakukan aktivitas berat. "Jika si anak mengalami sianosis berat biasanya bisa sampai pingsan," terangnya.

Menurut dr Zaini, TOF memang cukup berbahaya. Ada tiga komplikasi. Komplikasi pertama adalah serangan seniotik, yaitu serangan biru secara tiba-tiba dan anak bertambah lebih biru, gelisah karena oksigen yang masuk ke dalam otak berkurang sehingga kesadaran pun ikut menurun, yang kemudian disertai dengan kejang-kejang karena kekurangan oksigen di dalam darah sehingga timbul polisitemia dan meningkatnya kekentalan darah. Komplikasi disfungsi, dimana pada otot jantung terjadi hipoksia, yaitu kekurangan oksigen pada otot jantung, baik jantung kanan maupun jantung kiri.

Pengobatan

Jika bayi Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, hal pertama yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa adalah melakukan pemeriksaan stetoskop. Biasanya akan terdengar mumur (bunyi jantung yang abnormal). Selanjutnya, pemeriksaan EKG, pemeriksaan darah lengkap yang menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah merah dan hematokrit, rontgen dada yang menunjukkan ukuran hati yang kecil, kateterisasi jantung, dan ekokardiogram.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah agar TOF ini tidak terlalu parah, yaitu dengan memberikan oksigen dan morfin. Cara lain adalah dengan pembedahan. Pembedahannya sendiri juga ada dua tahap. Pertama, dengan cara mengoreksi bagian aorta dan arteri pulmonari dengan membuat shunt.

Pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya pada saat si anak berusia 3-5 tahun atau pra sekolah. Namun, untuk kelainan yang lebih berat, biasanya pembedahan dapat dilakukan lebih awal. Pembedahannya sendiri dapat dilakukan dengan cara menutup VSD, pembukaan jalur aliran ventrikel kanan dengan cara membuang sebagian otot yang berada di bawah katup pulmonalis, pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju paru-paru kiri dan kanan, bahkan terkadang di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang (perbaikan rastelli). Jika pembedahan itu tidak dilakukan, di penderita biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun.
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar