Senin, 16 Maret 2009

Jalan Kaki Cegah Obesitas

http://sehat-ituindah.blogspot.com
OBESITAS terjadi karena ketidakseimbangan asupan dan pemanfaatan energi pada tubuh manusia. Ada tiga sistem energi utama yang menyediakan bahan bakar untuk otot, yaitu dua sistem anerobik (tanpa oksigen) dan satu sistem erobik (menggunakan oksigen).

Menurut spesialis kedokteran olahraga dr Kurniati Tanjung Ihromi SpKO, bagi penderita obesitas, titik beratnya adalah penggunaan "kelebihan lemak" sebagai bahan bakar yang dimanfaatkan untuk kebutuhan energi.
Karena itu, zona erobik yang cenderung menggunakan lemak sebagai sumber energi lebih cocok diterapkan pada orang obesitas.

Dalam hal ini, jalan kaki (easy walking) adalah pilihan paling tepat. Berikut kiat-kiat jalan kaki untuk penderita obesitas:
1. Jalan kaki 30 menit setiap hari. Bila perlu, kenakan alat pemantau denyut jantung (heart rate monitor).

2. Pada 12 menit pertama: mulai jalan santai dan semakin mendekati akhir menit ke-12 lebih dipercepat sehingga pada akhir menit ke-12 sudah mendekati denyut nadi maksimal formula 180.

3. Selama 6 menit kemudian, jalan dengan kecepatan lebih tinggi tapi terus monitor denyut jantung (tidak boleh melebihi denyut nadi maksimal individu). Pada 12 menit terakhir: mulai perlahan menurunkan kecepatan jalan sambil menjaga denyut nadi di bawah denyut maksimal. Akhiri jalan kaki dengan kecepatan seperti semula.

4. Sebelum memulai program latihan, lakukan tes MAF (Maximum Aerobic Function Test), lalu dievaluasi setiap 3-4 minggu.

5. Lakukan beban yang sama selama 3 minggu di awal, jangan buru-buru menaikkan beban latihan. Tubuh akan memberi sinyal ketika kita siap meningkatkan beban latihan.

6. Jika tubuh sudah siap menerima beban latihan lebih tinggi, tingkatkan beban latihan menjadi 50 menit (15 menit pemanasan, 20 menit jalan dalam zona erobik, dan 15 menit pendinginan).

7. Kira-kira dalam waktu enam bulan, kapasitas erobik kemungkinan besar sudah membaik sehingga bila diperlukan kita dapat memulai aktivitas anerobik seperti melatih kekuatan otot.

8. Catatlah data-data seperti berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan pengukuran nadi basal setiap pagi dan tes MAF.

9. Penurunan dapat dimulai dari perubahan pola hidup, penggunaan obat-obatan, hingga pembedahan.
Namun, mengubah pola hidup (termasuk pola makan) menjadi lebih sehat adalah yang utama. Komitmen ini harus dijalani dengan konsisten sebagai bagian dari gaya hidup yang akan dijalani seumur hidup. Dengan demikian, berat badan bisa turun ke level normal dan stabil terhindar dari efek yoyo tadi. Yang paling penting, tubuh menjadi sehat dan bugar sepanjang waktu.
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar