Cegah Kanker, Pilih Gaya Hidup sehat
GAYA hidup sehat sangat berpengaruh terhadap tubuh. Pola hidup sehat seperti berolahraga rutin dan banyak mengonsumsi sayur, bisa mencegah kanker.
Kota besar, selain identik dengan kemacetan, juga sarat dengan polusi, pencemaran lingkungan, bahkan radiasi. Banyaknya gangguan terhadap lingkungan tersebut, tentu saja berpengaruh pada tubuh manusia yang berdomisili.
Tidak heran berbagai penyakit dengan mudah dapat menyerang, tidak terkecuali kanker.
Selain polusi, pola hidup orang-orang kota juga cenderung tidak lagi alamiah. Artinya, mereka senang mengonsumsi makanan cepat saji atau fast food, hingga jarang mengonsumsi buah dan sayur.
Ditambah lagi, dengan jarang olahraga, tidak mau jalan kaki hingga mengonsumsi menu asalkan enak dan tidak ketinggalan zaman. Padahal, nilai dan manfaatnya bagi tubuh cenderung terlupakan.
Menurut Konsultan Gizi dan Diet yang juga dokter di Corporate Fitness Consultant, Dr Phaidon L Toruan mengatakan, pola hidup tidak sehat adalah pencetus kanker di tubuh. Kanker di kota besar, Phaidon menyebutkan, dicetus oleh banyak hal, di antaranya, radiasi, sinar matahari, tembakau, alkohol, jamur, dan altatoksin.
"Radiasi bisa merusak selsel normal, sinar matahari yang berlebih bisa membuat kerusakan sel kulit, sedangkan jamur bisa masuk lewat makanan yang tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan tubuh," kata Phaidon.
Agar terhindar dari kanker, Phaidon mengatakan, pola hidup harus diubah. Dengan banyak mengonsumsi makanan yang bernuansa alami. "Diet yang sehat juga berpengaruh terhadap minimnya faktor risiko kanker," sebutnya lagi.
Salah satu yang sangat penting dalam menjalankan gaya hidup sehat, menurut Phaidon, adalah memulai mengganti makanan yang tidak sehat. Misalnya mengganti beras putih dengan beras merah, mengganti mi instan dengan spageti, mengganti gula putih dengan gula jawa, dan mengganti minyak dengan makanan yang direbus.
"Kalau biasanya ngemil dengan biskuit, sekarang lebih baik mengganti dengan makanan alamiah, misalnya pisang, jagung, dan singkong. Jangan salah, singkong atau ubi, sangat kaya dengan zat antioksidan dan bagus untuk meningkatkan hormon testosterone pada pria," sebutnya.
Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, Phaidon menyarankan agar mengurangi gorengan. Itu karena gorengan membuat darah menggumpal pada pembuluh darah.
"Konsumsilah makanan atau sayuran mentah karena sayuran mentah banyak mengandung enzim yang membantu mengurangi efek lemak jahat pada tubuh manusia. Salah satu sayuran yang sangat penting itu adalah brokoli," ujar Phaidon.
Hal senada juga diungkapkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, dr Boy Abidin SpOG.D ia mengatakan, penyakit-penyakit seperti kanker serviks maupun kanker leher rahim banyak dipengaruhi gaya hidup yang tidak sehat.
"Sebenarnya kanker serviks disebabkan oleh human pappiloma virus (HPV). Salah satu gaya hidup tidak sehat adalah dengan sering berganti pasangan," kata Boy Abidin.
Selain penularan kanker serviks karena berganti-ganti pasangan, hubungan seks di usia dini juga menjadi faktor utama penularan kanker serviks. Meski seorang perempuan tidak memiliki faktor risiko utama atau tidak berganti-ganti pasangan seks misalnya. Namun, ancaman infeksi HPV masih tetap ada. Itu karena perempuan monogamy pun masih memiliki peluang terinfeksi sekitar 0-37% terkena kanker serviks.
Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang sanggama (vagina).
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun.
Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim atau abnormal. Namun sebelumnya, terjadi beberapa perubahan pada sel tersebut hingga bertahun-tahun dan berubah menjadi sel kanker.
"Inti dari semua jenis kanker adalah deteksi dini. Semakin dini diketahui semakin mudah mengatasinya," tuturnya dalam Seminar Deteksi Dini Kanker di Sekretariat Negara (Sekneg) beberapa waktu lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar