Gadis kecil itu terlihat lemah. Rambutnya menipis, kulitnya tak lagi bersinar, dan keceriaannya pun berkurang. Bahkan, menurut Ibunya, si gadis kecil itu pun kerap mual dan mudah merasa lelah.
Beberapa bulan sebelumnya, sang gadis kecil divonis menderita kanker dan kemoterapi adalah pilihan terakhir untuk mengendalikan pertumbuhan sel-sel kanker di tubuhnya.
Ada sekitar 130 jenis kanker yang sudah dikenali. Masing-masing membutuhkan penanganan yang berbeda karena pengaruhnya terhadap kondisi badan pun beragam. Tetapi semua jenis kanker berkembang dengan cara yang sama karena terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan tumbuh tanpa terkendalikan.
Di sinilah kemoterapi menunjukkan tajinya karena fungsi utama obat-obatan kemoterapi adalah untuk mengenali sekaligus menghancurkan sel-sel seperti itu. Kemoterapi dapat diberikan dengan tiga cara, yakni tablet/kapsul, suntikan, atau infus.
Tablet, suntikan, maupun infus menandakan pemberian kemoterapi dilakukan secara sistemik ke seluruh tubuh, bukan hanya pada bagian yang memiliki sel kanker saja. Kinerja seperti itu ternyata juga menimbulkan efek samping. Kemoterapi bukan hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga sel-sel yang sehat, terutama sel-sel yang membelah dengan cepat.
Pertama, sel-sel darah yang berfungsi memerangi infeksi, membantu pembekuan, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Bila pengaruh kemoterapi sampai pada sel-sel darah, maka pasien akan rentan terkena infeksi, memar, pun mudah mengalami pendarahan. Badan juga akan terasa lemah karena kekurangan energi yang dibakar oleh oksigen.
Sel-sel pada saluran pencernaan juga tergolong cepat membelah, sehingga lumrah bila pencernaan pasien akan mengalami gangguan. Pasien akan tidak bernafsu makan, mual, muntah, sariawan, dan diare.
Tetapi, ada beberapa pasien yang tidak merasakan efek samping kemoterapi sama sekali. Sebagian lagi hanya mendapatkan efek yang ringan. Tetapi, yang kerap mendapat perhatian adalah yang mendapat efek yang sangat menyiksa.
Ada atau tidaknya, juga ringan atau beratnya efek samping kemoterapi ternyata dipengaruhi oleh jenis obat kemoterapi, kondisi tubuh, serta kondisi psikis pasien.
Jenis obat kemoterapi akan ditentukan oleh dokter. Bila pasien kemoterapi memang ditangani oleh dokter yang handal, maka pasien tersebut akan mendapatkan obat-obatan untuk menekan efek samping seminimal mungkin.
Untuk kondisi psikis, pasien harus diarahkan untuk selalu berpikir positif. Dalam hal ini, orang-orang terdekat dengan pasien memiliki pengaruh signifikan sebagai tameng untuk menghindari hal-hal yang dapat menurunkan kondisi psikis pasien tersebut.
Untuk kondisi tubuh, pasien dapat mengonsumsi suplemen kesehatan yang telah terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh, seperti produk High-Desert Royal Jelly. Akan lebih baik bila produk ini dipadukan dengan HD Bee Propolis dan HD Pollenergy 520.
Bagaimana mungkin HD Royal Jelly dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien kemoterapi? Karena High-Desert melakukan pengolahan yang sempurna terhadap royal jelly lebah sehingga kandungan alaminya tidak hilang.
Kandungan HD Royal Jelly dipercaya dan telah terbukti mampu menstimulasi produksi zat-zat antibody dan sel-sel imun sekaligus melaksanakan fungsi anti mikroba. Kunci utamanya terdapat pada kandungan unik asam lemak esensial bernama 10-HDA ( trans-10-hydroxyna-2-decenoic acid) yang tidak dapat ditemukan pada produk alami mana pun. Kinerja 10-HDA itu semakin dioptimalkan dengan protein royalisin (fungsi antibiotik) dan kandungan-kandungan alami lainnya.
Jadi, bila kemoterapi menjadi pilihan tak terhindarkan, yang dapat kita lakukan adalah meminimalisasi efek sampingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar