Selasa, 06 Januari 2009

Hati-Hati Kanker Indung Telur Mengintai

http://sehat-ituindah.blogspot.com

WANITA pascamenopause yang mengalami obesitas dan tidak pernah menjalani terapi hormon berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.

Beberapa tahun terakhir, telah banyak penelitian yang menyebutkan obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terkena berbagai macam kanker. Sebuah penelitian yang dilakukan Institut Kanker Nasional Amerika baru-baru ini melaporkan keterkaitan antara obesitas dan risiko kanker indung telur (ovarium) pada wanita pascamenopause.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Kanker tersebut juga menyertakan faktor terapi sulih hormon (TSH) yang biasa dijalani wanita pascamenopause untuk mengatasi gejala akibat menurunnya hormon estrogen pascamenopause.
Diketahui bahwa wanita pascamenopause yang obesitas berisiko lebih rentan mengalami keganasan kanker ovarium. Fakta menariknya, risiko tersebut menurun pada wanita pascamenopause obesitas yang menggunakan TSH.

Ahli hematologi dan onkologi Ochsner Health System di Baton Rouge, Los Angeles, Amerika Serikat, Dr Jay Brooks, mengingatkan, studi epidemiologi sejak lama menunjukkan keterkaitan antara obesitas dan kanker pada wanita. Adapun dua terbesar penyebab kanker di dunia Barat saat ini adalah rokok dan obesitas.

"Kami telah mengetahui peningkatan kasus serta penanganan penyakit berbahaya yang terkait rokok, dan tren selanjutnya adalah penyakit-penyakit yang dipicu obesitas," ujarnya.

Kanker ovarium merupakan golongan kanker pembunuh kelima terbanyak bagi kaum hawa di Amerika, sekaligus menjadi pembunuh utama di antara penyakit berbahaya lainnya yang terkait organ kandungan. Hanya sekitar 37 persen wanita yang didiagnosis kanker ini yang mampu bertahan lebih dari lima tahun. Wanita yang telah memiliki anak dan yang menggunakan kontrasepsi oral menunjukkan penurunan risiko terkena penyakit ini. Sementara itu, sejumlah bukti menguatkan obesitas sebagai salah satu faktor risiko kanker.

Untuk keperluan studi terbaru tersebut, sejumlah tim ahli dari Institut Kanker Nasional Amerika melakukan penelitian terhadap 95.000 wanita Amerika usia 50-71 tahun, selama kurang lebih 7 tahun. Secara keseluruhan, wanita obesitas (dengan Indeks Massa Tubuh 30 atau lebih), berisiko 26 persen lebih tinggi mengalami kanker ovarium dibandingkan wanita dengan berat badan normal.

Pada penelitian subgrup yang lebih spesifik, peneliti mengaitkannya dengan aspek pemakaian TSH oleh para wanita tersebut. Diketahui, wanita obesitas yang tidak pernah menggunakan terapi hormon berisiko 80 persen lebih tinggi mengalami keganasan kanker ovarium dibandingkan wanita yang berbobot ideal. Di sisi lain, wanita pascamenopause obesitas tanpa riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium berisiko 36 persen lebih tinggi mengalami keganasan penyakit ini.

Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mensinyalir risiko kanker ovarium pada wanita obesitas pascamenopause mengalami peningkatan dikarenakan efek hormonal. Penjelasan logisnya, lemak berlebih meningkatkan produksi estrogen yang akan memacu perkembangan kanker ovarium.

Hal tersebut merupakan kesimpulan paling sederhana yang bisa diambil. Adapun gambaran yang senyatanya, menurut peneliti klinis dari Fox Chase Cancer Center di Philadelphia, Dr Michael A Bookman, bisa lebih rumit dari itu. Dia juga menegaskan secara umum wanita obesitas dalam studi tersebut tidak memiliki risiko "absolut" untuk terkena kanker ovarium. Pasalnya, peningkatan risiko hanya terlihat pada sebagian wanita dalam subgrup tertentu saja, yakni yang memakai TSH.

Pemikiran bahwa peningkatan estrogen menjadi salah satu pemicu kanker juga tak disangkal Bookman. Akan tetapi, dia menegaskan, ada banyak hal lainnya yang diakibatkan obesitas, selain produksi hormon estrogen berlebih, misalnya hormon pertumbuhan lainnya.

Sementara itu, ahli ginekologi/ onkologi dari Lenox Hill Hospital di New York Dr Elizabeth A Poynor berpandangan, temuan bahwa obesitas meningkatkan risiko kanker perlu diberitahukan kepada wanita di seluruh dunia yang kegemukan. "Dengan demikian, mereka punya alasan penguat untuk berjuang menurunkan bobot badan," sebutnya.

Jadi, dalam hal ini pesan utamanya mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita: jagalah badan tetap sehat dan ideal!

Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar