Setiap orang memiliki respons bawah sadar untuk bunuh diri... Berkabung karena ada orang terdekat yang "Bunuh Diri" boleh saja, tapi jangan terlalu berlarut-larut.Demikian juga kalau mendengar atau membaca pemberitaan tentang bunuh diri. Para psikolog di The American Foundation for Suicide Prevention bahkan merekomendasikan untuk tak perlu ada acara perkabungan bagi orang yang meninggal karena bunuh diri.
"Setiap orang memiliki respons bawah sadar untuk bunuh diri," ujar Ann Haas, direktur Proyek Pencegahan Bunuh Diri pada lembaga ini. Orang yang sudah sudah rentan untuk bunuh diri, katanya, akan dapat tertarik dengan ide "mendapatkan pengakuan atau kepuasan dalam kematian" setelah perkabungan itu.
Ia mencontohkan apa yang terjadi di Cornell University. Setelah kasus bunuh diri beberapa bulan sebelumnya, sepanjang 2009 ditemukan tiga mahasiswa lainnya melakukan hal yang sama.
Tak ada angka resmi kasus bunuh diri di AS, tapi lembaga ini menyebut: belakangan cukup mencemaskan. Di kalangan mahasiswa, setidaknya ditemukan rata-rata 7,5 kasus bunuh diri per 100 ribu mahasiswa. Berdasarkan umur, sejak tahun 2006 rata-rata 11,5 per 100 ribu orang usia 18-22 tahun.
Penilitian lain sebelumnya juga menyimpulkan bunuh diri bisa "menular" kepada orang-orang yang merasa sama kondisinya dengan pelaku bunuh diri. "Orang yang terlibat mungkin tidak memiliki kontak langsung, tapi publisitas dari bunuh diri, termasuk melalui media dan perkumpulan, dapat menghasilkan lebih banyak perilaku bunuh diri," kata Madelyn Gould, profesor psikiatri di Columbia University Medical Center, yang tergabung dalam penelitian itu.
Ia menganjurkan agar peringatan atau memorial tentang orang yang bunuh diri tidak dilakukan berlebihan. Selain itu, dalam memorial itu "Dikembangkan "beberapa kegiatan pencegahan bunuh diri," katanya.
Menurut Gould, remaja dan dewasa muda paling rentan terhadap penularan bunuh diri. "Sebagian dari mereka cenderung lebih impulsif dan mudah dipengaruhi dengan perilaku rekan-rekan mereka. Mendengar tentang orang lain bunuh diri dapat menambahkan legitimasi depresi mereka sendiri dan meningkatkan ruminasi," katanya.
Mahasiswa dan kaum muda pada umumnya rentan terhadap paparan bunuh diri setelah kehilangan teman, anggota keluarga, dan bahkan apa yang mereka lihat di televisi, penelitian itu menunjukkan. Studi di University of Southern California telah menunjukkan bahwa bentuk-bentuk tayangan bunuh diri meningkatkan kemungkinan sebuah usaha bunuh diri.
"Ini seperti membangun sebuah kemungkinan; pintu yang biasanya tertutup bagi gagasan itu, tiba-tiba menjadi terbuka setelah seseorang datang dan menunjukkan kepada mereka jalan bunuh diri itu," kata Dr Thomas Hicklin, psikiater di University of Southern California. Ia setuju jika pemberitaan yang tayangan tentang bunuh diri tidak terlalu diekspose di media massa.
[republika.co.id]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar