Wanita kecewa karena perselingkuhan. Pria kecewa dalam hubungan karena ketidakpuasan dalam relasi seks. Sederhananya, perempuan menomorsatukan komitmen, sedangkan pria lebih fokus kepada seksualitas. Pria membentengi dirinya dalam relasi seks, dan sikap ini terinternalisasi sepanjang hidupnya. Ini dikarenakan pria cenderung tak sepenuhnya meyakini bahwa mereka adalah bapak dari seorang anak. Sedangkan perempuan mencari pasangan yang siap berkomitmen membangun keluarga.
Jika dibandingkan, antara pria dan wanita, bagaimana keduanya merasa aman dan nyaman dalam menjalin hubungan, ditemukan fakta bahwa pria menyembunyikan kekhawatirannya dengan berusaha menunjukkan kemandirian dan lebih mementingkan seks. Sedangkan wanita lebih mengutamakan hubungan emosional. Dari hasil penelitian ini, kaum hawa ternyata memiliki kekuatan mental lebih kuat dibandingkan laki-laki.
Lelaki bisa sangat kecewa dengan pasangan yang tak setia, karena kaum adam terobsesi dengan sisi seksualitas dari hubungannya. Kedangkalan berpikir ini terkait dengan ikatan personal yang sangat lemah dalam diri pria. Dengan kata lain, kecemburuan pada pria dibentuk oleh rasa tidak aman secara emosional yang tumbuh dalam diri pria itu sendiri.
Psikolog melihat kemandirian pria semacam ini merupakan strategi yang dibentuk dalam dirinya sebagai proteksi dari kerapuhan mental. Seseorang yang memiliki karakter ini cenderung lebih memfokuskan perhatian pada aspek seksual dalam hubungannya, ketimbang intimasi secara emosi.
Bagaimana pun, baik pria maupun wanita, secara alamiah akan merasa aman dan nyaman dalam hubungannya ketika ada keterikatan kuat di antara keduanya. Tak selamanya pria hanya melihat seksualitas. Pria pun membutuhkan keterikatan emosi dalam menjalin hubungan. Karenanya kepercayaan dan ikatan emosional perlu dibangun lebih kuat antara pria dan wanita dalam menjajaki hubungan.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar