![bayi dan ibu](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPhl8CZaXKh3NMN4BwPy9YlLCiOmr33eK2uBNHmVpPdNQ_UYLKzsEQg6ROcSde_Dm9E0-Pj_wXmPPPHDUlRUGEFHajeAs9PlXW0JKzVsF9sd79eTKlyNX-gUSeyj9aVGqMxczOqOLudKE/s320/bayi+dan+ibu.jpg)
- Untuk membersihkan kulit kepala
Saat melewati jalan lahir, banyak lemak dan lapisan rahim ibu yang menempel di tubuh bayi, termasuk di rambutnya. Nah, dengan mencukur rambut bayi, sisa-sisa lemak tersebut diharapkan akan ikut terbuang. Selain itu, bayi kerap gumoh selagi berbaring sehingga cairannya menempel di rambut. Dengan mencukur rambutnya, kotoran tersebut diharapkan tidak sampai melekat.
- Memudahkan deteksi iritasi atau luka
Kepala bayi yang plontos memudahkan orangtua untuk mengetahui bila ada sesuatu di kulit kepalanya, seperti iritasi, bisul, luka, kerak, dan sebagainya untuk ditangani segera.
- Agar tumbuhnya lebat dan hitam
Alasan ini semata-mata berdasar pada tradisi atau kepercayaan. Dari kacamata medis, tak ada kaitannya antara mencukur rambut dan ketebalan rambut. Tumbuh atau lebat-tipisnya rambut bayi bergantung pada faktor genetik. Kondisi ketika rambut dicukur habis dan rambut yang tumbuh tampak agak kasar-lah yang barangkali menjadi sangkaan orangtua bahwa rambut menjadi lebih tebal seusai dicukur.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar