http://sehat-ituindah.blogspot.com
MENOPAUSE merupakan masa ketika siklus normal bulanan wanita (haid) berhenti. Umumnya, menopause terjadi saat wanita berusia 45 tahun. Dan ketika memasuki masa menopause, tingkat estrogen (hormone seks wanita) mulai mengalani penurunan.
Penurunan kadar estrogen pada wanita mengakibatkan sejumlah dampak. Salah satunya, adalah penipisan pada lapisan vagina dan berkurangnya lendir pada vagina. Ketika vagina hanya mengeluarkan sedikit lendir, rasa sakit bisa terjadi saat bersanggama.
Pasalnya, penis penetrasi tanpa dibantu cairan yang memperlancar gerak keluar-masuknya dari vagina. Selain kesakitan, hal ini membuat wanita tidak merasakan kenikmatan seks.
Lantas, apakah wanita menopause tidak bisa mengeluarkan banyak cairan lagi dari vaginanya? Tentu saja itu pemikiran yang tidak tepat. Sebab, ini bukanlah masalah yang harus ditakuti. Meskipun terjadi penurunan hormon estrogen, masih ada cara mudah mengeluarkan cairan alami dari vagina ketika berhubungan seks. Apa itu?
“Sudah ada penelitiannya, dibandingkan dengan penggunaan estrogen krim dan lubrikan, foreplay adalah cara yang paling cepat,” ujar dR Hendro Sudarpo, Sp.OG, Obstetrician–Gynaecologist Siloam Hospital, saat acara forum media online di Kafe Betawi, Senayan City, Jakarta, baru-baru ini.
Kendati demikian, bila lewat ajang foreplay dirasa masih sulit untuk mengeluarkan cairan dari vagina, maka dr Hendro Sudarpo memberikan beberapa solusi lainnya.
"Terapi sulih hormon diperuntukkan bagi wanita menopause. Namun, sebelumnya harus ditanya riwayat kanker. Apabila tidak ada resiko kanker, tidak apa-apa diberikan. Namun jika ada riwayat kanker, sebaiknya jangan dikasih,” jelas dr Hendro.
Lebih lanjut, dr Hendro menyarankan wanita menopause untuk menggunakan obat hormon (suplement phytoestrogen) dibandingkan terapi sulih hormon jika terdapat risiko penyakit kanker. “Efek samping dari hormon (suplement phytoestrogen) yang diminum, risikonya lebih rendah,” kata dr. Hendro.
Penggunaan estrogen pada wanita menopause juga dianjurkan dr Hendro beriringan dengan konsumsi kalsium. Apa pasal? “Pemakaian estrogen tanpa kalsium tidak akan seimbang. Makan kacang kedelai, ataupun minum susu kedelai bisa meningkatkan estrogen,” tukas dr Hendro.
Sumber : okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar