Apa penyebabnya dan mengapa bisa terjadi Gagap? Selama ini hal tersebut masih menjadi misteri dalam dunia medis. Yang sering menjadi "kambing hitam" adalah situasi yang menekan anak, misalnya orangtua yang suka memaksa anaknya atau guru yang suka menakut-nakuti muridnya sehingga menyebabkan masalah emosional yang berakibat pada kesulitan bicara atau gagap.
Dalam sebuah riset para peneliti menemukan adanya mutasi dari tiga gen yang menyebabkan gangguan bicara pada beberapa orang. "Ini adalah sebuah lompatan besar dalam penyelidikan kondisi gagap," kata Jane Fraser, presiden Yayasan Gagap Amerika Serikat.
Dennis Drayna, peneliti genetik yang melakukan studi tentang gangguan bicara ini berharap hasil penelitian ini mengikis anggapan salah selama ini karena sebenarnya gagap adalah masalah biologi. Ia juga menyatakan harapannya agar di masa depan ditemukan terapi enzim untuk mengatasi gagap.
Gagap ditandai oleh pengulangan spasmodik atau terjadi pemblokan dalam suara pada saat berbicara. Kondisi gagap bervariasi dalam dimensi taraf yang ringan sampai berat. Serangan gagap biasanya terjadi pada anak-anak yang masih belajar bicara. Namun kondisi ini biasanya hilang seiring dengan perkembangan otak yang makin sempurna.
Kesulitan penderita gagap bervariasi dari satu situasi ke situasi lain. Misalnya, seseorang penderita gagap dapat bicara normal dan lancar bila ia sedang sendiri, berbisik, atau menyanyi, serta bila ia berada dalam lingkungan di mana yang hadir lebih muda atau posisinya lebih rendah daripada dirinya.
Serangan gagap yang berat pun akan terjadi bila ia harus berbicara di hadapan orang-orang yang ia pikir memiliki kelebihan daripada dirinya. Frekuensi serangan gagap akan menjadi lebih sering bila ia merasa malu atau rendah diri.
Bagi penderita gagap, biasanya akan diberikan terapi bicara dan memberi dukungan emosional agar anak merasa tenang saat akan mulai bicara. Terapi enzim yang masih dikembangkan para ahli diharapkan bisa mengatasi masalah gagap ini dengan lebih baik.
[kompas.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar