Bekerja dengan giat memang bagus, tapi pola kerja yang kurang sehat memicu gangguan kesehatan. Ada kabar buruk bagi para penggila kerja alias workaholic. Pekerjaan yang menumpuk cenderung menyebabkan stres berkepanjangan. Kalau sudah begitu maka berpengaruh pada pola hidup. ”Beban pekerjaan yang berlebih membuat pola hidup dan pola makan berubah. Dari sini muncullah rasa khawatir yang berlebihan sehingga bisa menyebabkan keluhan fisik,” jelas Dr. Teguh Wijayadi dari Bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta kepada pers di sela Seminar Kesehatan Khusus Wartawan di Jakarta akhir pekan silam.Pada dasarnya yang disebut dengan gangguan lambung adalah segala penyakit yang bersarang pada proses pencernaan.Teguh yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) ini menjelaskan bahwa penyebab utama dari gangguan lambung adalah pola makan yang tidak teratur, penggunaan obat-obatan seperti obat pengurang rasa sakit, infeksi, cemas atau depresi hingga komplikasi dengan penyakit lain.Stres yang kerap muncul akibat pekerjaan bisa memicu gangguan lambung, tepatnya pada usus dua belas jari. Gangguan lainnya bisa menyerang bagian usus besar yang apabila dibiarkan akan muncul peradangan atau infeksi.
Gaya HidupPada dasarnya sekresi asam lambung dipengaruhi oleh saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja di sini mulai dari saraf pusat dan otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Sedangkan hormon yang bekerja di sini adalah hormon seperti gastrin, histamin, somatostasin, serotonin dan glukagon. Secara teknis Teguh menjabarkan bahwa rasa cemas akibat pekerjaan menyebabkan saraf simpatis bekerja lebih aktif menstimuli hormon cathecholamin meningkat, menyebabkan sekresi asam lambung melonjak pula. ”Rasa cemas mempengaruhi sistem saraf pusat melalui saraf vagus, mengakibatkan gangguan motilitas lambung,” ujar Teguh. Pada kasus di mana stres sebagai penyebab gangguan lambung, dilakukan beberapa prosedur diagnosis. Biasanya para dokter akan mencari tahu riwayat timbulnya penyakit yang meliputi kapan gejala timbul, disertai dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Selanjutnya dilakukan pula pemeriksaan gastroduodenoskopi dan biopsi. Selain itu dilakukan pula diagnosis banding dengan kasus gangguan lambung akibat sebab lainnya.Jika sudah diketahui penyebabnya maka akan mudah menanggulanginya. Tentu tidak semudah yang dikira, sebab pada dasarnya penyebab dari gangguan lambung adalah pola makan. Setiap pasien biasanya pada tahap awal akan sulit menyesuaikan diri dengan pola makan teratur. Terlebih lagi para workaholic yang sudah terbiasa dengan gaya hidup yang serba menomorsatukan pekerjaan. Sedikit saja pekerjaannya mengalami masalah akan timbul rasa cemas bahkan stres yang mempengaruhi kinerja hormon pada lambung. Ditambah lagi dengan makan yang tidak teratur karena menyesuaikan dengan waktu kerja yang padat.Berangkat dari kasus-kasus yang ada, Teguh menyarankan agar gangguan lambung dicegah dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat. Pepatah yang menyatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat ternyata bisa berlaku sebaliknya. Justru di dalam jiwa yang sehatlah maka terdapat jasmani yang kuat pula. Artinya, dengan pola hidup teratur, keadaan jiwa stabil, maka otomatis jasmani kita terbebas dari gangguan kesehatan.”Memperbaiki pola hidup sebaiknya sesuai dengan 3S, yaitu santai, serius dan sukses. Santai artinya mengerjakan tugas dengan rileks,” jelas Teguh. Dengan bekerja rileks maka akan jauh dari rasa cemas dan stres yang berpotensi menimbulkan penyakit. Tapi tugas itu juga dikerjakan dengan baik dan diikuti pikiran positif, yakni berharap mendapat hasil yang baik.(SH/merry magdalena)
Gaya HidupPada dasarnya sekresi asam lambung dipengaruhi oleh saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja di sini mulai dari saraf pusat dan otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Sedangkan hormon yang bekerja di sini adalah hormon seperti gastrin, histamin, somatostasin, serotonin dan glukagon. Secara teknis Teguh menjabarkan bahwa rasa cemas akibat pekerjaan menyebabkan saraf simpatis bekerja lebih aktif menstimuli hormon cathecholamin meningkat, menyebabkan sekresi asam lambung melonjak pula. ”Rasa cemas mempengaruhi sistem saraf pusat melalui saraf vagus, mengakibatkan gangguan motilitas lambung,” ujar Teguh. Pada kasus di mana stres sebagai penyebab gangguan lambung, dilakukan beberapa prosedur diagnosis. Biasanya para dokter akan mencari tahu riwayat timbulnya penyakit yang meliputi kapan gejala timbul, disertai dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Selanjutnya dilakukan pula pemeriksaan gastroduodenoskopi dan biopsi. Selain itu dilakukan pula diagnosis banding dengan kasus gangguan lambung akibat sebab lainnya.Jika sudah diketahui penyebabnya maka akan mudah menanggulanginya. Tentu tidak semudah yang dikira, sebab pada dasarnya penyebab dari gangguan lambung adalah pola makan. Setiap pasien biasanya pada tahap awal akan sulit menyesuaikan diri dengan pola makan teratur. Terlebih lagi para workaholic yang sudah terbiasa dengan gaya hidup yang serba menomorsatukan pekerjaan. Sedikit saja pekerjaannya mengalami masalah akan timbul rasa cemas bahkan stres yang mempengaruhi kinerja hormon pada lambung. Ditambah lagi dengan makan yang tidak teratur karena menyesuaikan dengan waktu kerja yang padat.Berangkat dari kasus-kasus yang ada, Teguh menyarankan agar gangguan lambung dicegah dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat. Pepatah yang menyatakan di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat ternyata bisa berlaku sebaliknya. Justru di dalam jiwa yang sehatlah maka terdapat jasmani yang kuat pula. Artinya, dengan pola hidup teratur, keadaan jiwa stabil, maka otomatis jasmani kita terbebas dari gangguan kesehatan.”Memperbaiki pola hidup sebaiknya sesuai dengan 3S, yaitu santai, serius dan sukses. Santai artinya mengerjakan tugas dengan rileks,” jelas Teguh. Dengan bekerja rileks maka akan jauh dari rasa cemas dan stres yang berpotensi menimbulkan penyakit. Tapi tugas itu juga dikerjakan dengan baik dan diikuti pikiran positif, yakni berharap mendapat hasil yang baik.(SH/merry magdalena)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar