Rabu, 20 Januari 2010

Jika Hati Mulai Terluka

http://sehat-ituindah.blogspot.com

MENURUT data Badan Kesehatan Dunia (WHO), hingga kini penyakit kanker hati menduduki peringkat ke-3 di dunia sebagai penyebab kematian terkait kanker. Karena itu, Anda wajib mengetahui lebih jauh penyakit mematikan ini.


Tercatat 625.000 kasus kanker hati terdiagnosis setiap tahunnya, di mana angka kematian mencapai 396.000 orang per tahun. Umumnya, penderita kanker hati adalah pria dengan rentang usia 40–50 tahun. Faktor utama penyebab tingginya prevalensi kanker hati disebabkan ketiadaan gejala yang khas pada tahap awal perkembangan kanker hati, yang berakibat pada kebanyakan pasien terdiagnosis pada stadium lanjut.

Kanker hati atau sering disebut dengan kanker hepatoselular adalah kanker yang tumbuh dan berkembang pada sel atau jaringan hati. Kanker ini bukan merupakan hasil metastasis dari kanker yang terjadi pada organ lain.

Hati merupakan salah satu organ terbesar yang terdapat pada tubuh manusia. Terletak pada perut kanan atas dan dilindungi sebagian oleh tulang rusuk. Hati memiliki fungsi penting, terutama dalam metabolisme makanan menjadi energi serta sebagai organ penyimpan darah.

Menurut ahli bedah onkologi dari Northeast Georgia, Atlanta, Amerika Serikat (AS) dr Ken Dixon, kanker hati sering disebut silent desease karena pasien sering kali tidak mengalami gejala sampai kanker pada tahap kemudian, sehingga jarang ditemukan awal.

Sebagai kanker tumbuh, beberapa pasien mungkin mengalami gejala seperti sakit di perut sebelah kanan atas melalui bagian belakang dan bahu, bloating, berat badan, kehilangan nafsu makan, kelelahan, mual, muntah, demam, dan penyakit kuning.

Penyakit hati lainnya dan juga masalah-masalah kesehatan juga dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut, tapi setiap orang mengalami gejala seperti ini harus atas petunjuk dokter.

Beberapa faktor risiko terjadinya kanker hepatoselular atau kanker hati adalah jenis kelamin. Laki-laki lebih rentan terkena kanker hati bila dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin ada hubungannya dengan faktor genetik.

Penderita hepatitis B dan C kronis merupakan faktor risiko yang paling utama terjadinya kanker hati. Risiko akan meningkat bila seseorang menderita kedua hepatitis secara bersamaan. Sekitar sepertiga penderita kanker hati disebabkan hepatitis C. Hepatitis C yang menjadi kanker hati terus meningkat di seluruh dunia karena banyak orang terinfeksi hepatitis C tiap tahunnya.

Walaupun hepatitis C tidak menunjukkan gejala, kerusakan hati terusberlanjut dan menjadi parah seiring waktu. Saat hati menjadi rusak (karena hepatitis C) hati tersebut akan memperbaiki sendiri yang membentuk parut. Bentuk parut ini sering disebut fibrosis. Semakin banyak parut menunjukkan semakin parahnya penyakit.

Akibatnya, hati bisa menjadi sirosis (penuh dengan parut). Lalu, struktur sel hati mulai pecah sehingga hati tidak lagi berfungsi normal. Kerusakan hati yang disebabkan hepatitis C biasanya terjadi secara bertahap selama 20 tahun, tetapi beberapa faktor dapat membuat perkembangan penyakit lebih cepat, seperti alkohol, jenis kelaminnya pria, umur, dan infeksi HIV.

Selain jenis kelamin dan hepatitis B dan C, beberapa gangguan metabolisme dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker hati, misalnya kelainan yang menyebabkan penumpukan zat besi dalam hati (hemochromatosis).

Sebenarnya, sampai detik ini tidak ada satu pun dokter yang dapat memastikan apa yang menyebabkan seseorang menderita kanker. Beberapa ahli hanya bisa menemukan atau mengira-ngira faktor risiko yang kemungkinan besar menyebabkan seseorang menderita kanker.

Segala sesuatu yang meningkatkan kemungkinan seseorang menderita kanker disebut dengan faktor risiko, sedangkan sesuatu yang menurunkan kemungkinan menderita kanker disebut faktor protektif. Beberapa faktor risiko kanker bisa dihindari, tetapi banyak pula yang tidak bisa dihindari sama sekali.

Salah satu faktor risiko yang bisa dihindari misalnya kebiasaan merokok, sedangkan yang tidak bisa dihindari misalnya faktor genetik atau keturunan. Kedua faktor ini sama-sama merupakan faktor risiko terjadinya kanker. Namun, hanya kebiasaan merokoklah yang bisa dihindari.

Pencegahan terhadap kanker di sini adalah suatu tindakan yang berupaya menghindari segala sesuatu yang menjadi faktor risiko terjadinya kanker dan memperbesar faktor protektif untuk mencegah kanker. Meskipun beberapa faktor risiko dapat dihindari, bukan berarti Anda akan 100 persen terbebas dari kanker.

Sebaliknya, orang yang hidupnya penuh dengan faktor risiko kanker belum tentu mereka akhirnya akan menderita kanker. Setiap individu mempunyai keunikan atau sensitivitas yang berbeda beda terhadap kanker. Maka itu, ada baiknya Anda selalu berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan informasi pencegahan kanker. Prinsip utama pencegahan kanker hati adalah dengan melakukan pemeriksaan dini atau skrining kanker hati sedini mungkin. Skrining kanker hati yang rutin dilakukan antara lain dengan pemeriksaan ultra-sonografi

Menurut penelitian terbaru, vaksinasi saat kelahiran terhadap virus hepatitis B sangat mengurangi risiko kanker hati di masa dewasa. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of National Cancer Institute beberapa waktu lalu.

Dalam 20 tahun penelitian yang diikuti bayi yang divaksinasi terhadap penyakit hati di Taiwan sejak 1984, ketika program vaksinasi universal mulai diberlakukan, Dr Mei-Hwei Chang dari Department of Pediatrics di National University Hospital di Taiwan Taipei, dan koleganya mengamati orang-orang muda yang telah mengalami kanker hati.

Para peneliti menemukan bahwa hanya beberapa orang yang telah divaksinasi akan mengalami kanker hati. Dan ada kemungkinan penjelasan dalam kebanyakan kasus, seperti tidak cukup dosis vaksin. “Ini menunjukkan bahwa efektivitas universal virus hepatitis B pada program imunisasi untuk mencegah kanker hati, telah melampaui masa kanak-kanak dan menjadi dewasa muda selama dua dekade,” kata Chang.

Di AS, vaksinasi hepatitis B dianjurkan untuk semua bayi, anak-anak, dan remaja jika mereka belum diberi vaksin sebelumnya. Pejabat merekomendasikan agar orang dewasa mendapatkan vaksinasi.

Sementara itu, sampai saat ini pengobatan yang tepat untuk kanker hati di Indonesia masih langka, yang banyak dilakukan adalah dengan melakukan transplantasi hati dan itu hanya bisa dilakukan di luar negeri dengan biaya mahal. Kesimpulannya, bila Anda memang mempunyai faktor risiko seperti yang disebutkan di atas, ada baiknya segera ke dokter untuk melakukan skrining kanker hati. Sayangilah hati Anda!

Sumber : okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar