Sabtu, 25 April 2009

Seks Tetap Hot Saat Hamil

http://sehat-ituindah.blogspot.com
KEHAMILAN kerap menjadi dalih wanita saat menolak ajakan bercinta dari pasangan. Tak perlu gusar dan bimbang, harus menyelamatkan janin ataupun memuaskan hasrat suami.

Dalam banyak kasus, aktivitas berhubungan intim masih tergolong aman meski Anda sedang hamil. Namun jika kehamilan Anda berisiko, diskusikan hal ini dengan dokter kandungan.

Pada dasarnya, seperti dikutip Health24, banyak calon ibu mendapati hasrat seks mereka berjalan fluktuatif selama masa kehamilan. Ketertarikan seks menurun terutama pada masa awal kehamilan. Bukanlah hal mengejutkan karena mereka merasakan mual, muntah, dan kelelahan hingga memengaruhi libido. Sebab lainnya adalah rasa takut akan bahaya keguguran, apalagi jika sebelumnya pernah mengalami.

Masuk trimester kedua, hasrat seksual mulai meningkat, seiring dengan peningkatan aliran darah. Mood juga menjadi lebih baik karena secara psikologis calon ibu sudah bisa menerima perubahan dirinya akibat kehamilan. Bagaimanapun, banyak wanita merasa kurang nyaman bercinta saat tubuh mereka membesar.

Anda dan pasangan harus menjaga komunikasi terbuka agar kehidupan seksual berjalan baik. Dan membuka kemungkinan mengeksplor aspek-aspek lain dalam bercinta seperti memeluk dan mencumbu yang juga bisa jadi jalan sebuah kenikmatan.

Apakah bercinta dapat membahayakan janin?

Bercinta tidak secara langsung membahayakan janin karena ia dilindungi secara penuh oleh cairan ketuban dan otot-otot rahim (uterus) yang kuat. Janin juga diindungi oleh selaput lendir yang kental yang membantu menjaganya dari serangan infeksi. Lagipula, Mr P tidak ada kontak dengan fetus saat bercinta.

Bagaimana dengan orgasme?

Orgasme bisa sangat berbeda selama hamil. Seiring dengan peningkatan cairan di Ms V hingga menyebabkan klitoris lebih sensitif, beberapa calon ibu merasa mudah orgasme. Orgasme atau bahkan intercourse menyebabkan uterus berkontraksi dan cairan dalam abdomen mengeras seiring dengan pelepasan hormon oxytocin. Hormon ini bertanggung jawab atas kontraksi uterus.

Tak sebaiknya penjelasan tersebut menjadi alasan Anda untuk gusar. Biarkan ketidaknyamanan itu berlalu. sebenarnya, hal ini bukan pekerjaan mudah karena sensasi mengejang atau kontraksi biasanya berlangsung lebih dari sejam.

Yang patut dicatat, Anda tak sebaiknya bercinta dengan pasangan baru yang sejarah seksualnya tidak diketahui, penderita STD (sexually transmitted disease), kutil kelamin, dan juga HIV. Penyakit-penyakit tersebut berpotensi menular pada janin.

Kehamilan normal adalah memiliki resiko komplikasi rendah terhadap keguguran atau kelahiran prematur. Dokter, bidan, atau tenaga medis kehamilan lainnya akan memberi "lampu merah" untuk sexual intercourse jika kondisi kehamilan Anda, adalah seperti berikut:

- ada riwayat keguguran atau sedang dalam masa perawatan setelah keguguran
- ada riwahat lahir prematur atau tanda-tanda yang mengindikasikan risiko lahir prematur
- pendarahan vagina yang belum jelas penyebabnya dan kontraksi
- kekurangan cairan ketuban
- placenta previa, keadaan di mana plasenta turun hingga menutupi cervix
- kandungan lemah sehingga meningkatkan risiko keguguran ataupun lahir prematur
- Jika ternyata janin yang Anda kandung adalah kembar dua ataupun kembar tiga
Sumber: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar