Selasa, 05 Februari 2013

Risiko Kurma Bagi Kesehatan

Efek Samping Mengkonsumsi Kurma


Di balik sejuta khasiatnya, dalam kondisi tertentu, buah kurma cukup berisiko bagi kesehatan tubuh. Karena itu, perlu diperhatikan takaran atau porsi mengkonsumsinya dalam sehari, jangan berlebihan.


Berikut ini beberapa efek samping dan risiko kurma bagi kesehatan.

Dapat Meningkatkan Kadar Gula Darah

Tingginya kandungan gula alami pada kurma berisiko meningkatkan kadar gula darah yang memicu terserang diabetes tipe 2.

Meningkatkan Berat Badan

Meski mengandung serat tinggi, kandungan gula alami pada kurma juga berisiko bagi yang sedang menjalani program diet  Tak hanya itu, tingginya kalori pada kurma dibanding buah segar lainnya, seperti apel, pir, blackberry, dan raspberry, membuat kita sulit mengendalikan berat badan.

Berisiko bagi Penderita Diare

Jika Anda menderita diare, sebaiknya hindari kurma karena dapat memicu muntah dan perut begah.

Perut Kram

Kurma sumber yang kaya nutrisi termasuk vitamin, mineral, protein, dan serat. Termasuk kandungan kaliumnya yang tinggi, yang berisiko menyebabkan iritasi lambung dan berakibat pada kram perut.

Kembung

Minum segelas air setelah makan kurma segar dapat menyebabkan kembung. Meskipun jarang terjadi, sebaiknya diwaspadai.

Sesak di Paru-paru

Ini efek negatif dari buah kurma kering yang bertekstur sedikit kasar. Membuat bagian dada, yakni paru-paru, tidak nyaman dan sesak.

Obstruksi Usus
Suatu kondisi terjadi penyumbatan pada aliran usus. Kondisi ini tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi perlu diwaspadai untuk mencegah kemungkinan terburuk.

Masalah Gigi
Tingginya kandungan gula dan karbo hidrat pada kurma dapat merusak gigi jika kurma dikonsumsi secara berlebihan. Sebaiknya bilas mulut atau gosok gigi setelah menyantap kurma.

Itulah kenapa Alla selalu mengingatkan melalui Rosulnya di dalam Al-qur’an, “maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (Q.S.80:24)”. 

Semoga bermanfaat.

Kiat Mencegah Kanker Rahim

9 CARA MENCEGAH KANGKER RAHIM

Banyak cara, misalnya, tak terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptik, apalagi tanpa indikasi dan saran dokter. Jangan pula menaburkan talk di vagina. Bisa juga dengan diet rendah lemak. Waduh! Kengerianlah yang langsung terbayang begitu mendengar kata kanker rahim. Kita tahu penyakit ganas ini menduduki peringkat atas sebagai pembawa kematian. Tapi, tak perlu khawatir bila sejak awal kita sudah melakukan pencegahan.
Karena justru, menurut dr. Nasdaldy, SpOG,  pencegahan menjadi bagian terpenting dari risiko kanker. “Caranya dengan mencegah terpaparnya substansi yang menyebabkan risiko terjadinya kanker tersebut,” tandasnya. Yang terjadi di sini justru sebaliknya, masih banyak wanita yang enggan memeriksakan diri ke dokter kandungan, kendati sudah memiliki berbagai keluhan. Padahal, jika dibiarkan kanker akan semakin mengganas !

Jadi, yuk, kita ikuti sejumlah kiat mencegah kanker rahim yang dipaparkan ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kanker Darmais, Jakarta ini sebagai berikut….


1. JAUHI ROKOK

Ini peringatan paling penting buat wanita perokok. Kecuali mengakibatkan penyakit pada paru-paru dan jantung, kandungan nikotin dalam rokok pun bisa mengakibatkan kanker serviks (leher rahim), lho. “Nikotin, kan, mempe! rmudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru, juga serviks. ” Sayangnya tak diketahui pasti seberapa banyak jumlah nikotin dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker serviks. Tapi, mengapa harus ambil risiko, lebih baik tinggalkan segera rokok jika kita ingin terbebas dari kanker. 

2. PENCUCIAN VAGINA

Sering, kan, kita melakukan pencucian vagina dengan obat-obatan antiseptik tertentu. Alasannya beragam, entah untuk “kosmetik” atau kesehatan. Padahal, kebiasaan mencuci vagina bisa menimbulkan kanker serviks, baik obat cuci vagina antiseptik maupun deodoran. “Douching atau cuci vagina menyebabkan iritasi di serviks. Nah, iritasi berlebihan dan terlalu sering akan merangsang terjadinya perubahan sel, yang akhirnya jadi kanker.” Jadi, sebaiknya pencucian vagina dengan bahan-bahan kimia tak dilakukan secara rutin. “Kecuali bila ada indikasi, misalnya, infeksi yang memang memerlukan pencucian dengan zat-zat kimia.Itu pun seharusnya atas saran dokter.” Artinya, kita jangan sembarangan membeli obat-obatan pencuci vagina. “Terlebih lagi, pembersih tersebut umumnya akan membunuh kuman-kuman. Termasuk kuman Basillus doderlain di vagina yang memproduksi asam laktat untuk mempertahankan pH vagina.” Kita tahu, bila pH enggak seimbang lagi di vagina, maka kuman lain, seperti jamur dan bakteri, bisa punya kesempatan hidup di tempat tersebut. Ini, kan, malah bisa menimbulkan penyakit-penyakit lain. 

3. MENABURI TALK

Yang kerap terjadi lagi, saat daerah vagina gatal atau merah-merah, kita menaburkan talk di sekitarnya. Walah, ternyata itu bahaya. Pemakaian talk pada vagina wanita usia subur bisa memicu terjadi kanker ovarium (indung telur). “Sebab di usia subur berarti sering ovulasi. Padahal bisa dipastikan saat ovulasi terjadi perlukaan di ovarium. Nah, bila partikel talk masuk akan menempel di atas luka tersebut. Akibatnya, kan, bisa merangsang bagian luka untuk berubah sifat jadi kanker.” Karena itu sangat tidak dianjurkan memberi talk di daerah vagina. Karena dikhawatirkan serbuk talk terserap masuk kedalam.
Lama-lama akan bertumpuk dan mengendap menjadi benda asing yang bisa menyebabkan rangsangan sel menjadi kanker.  (Hati-hati, perhatikan sejak dini anak/bayi perempuan kita, jangan sampai alat kelaminnya tertaburi talk..)

4. DIET RENDAH LEMAK

Penting diketahui, timbulnya kanker pun berkaitan erat dengan pola makan seseorang. Wanita yang banyak mengkonsumsi lemak akan jauh lebih berisiko terkena kanker endometrium (badan rahim). “Sebab lemak memproduksi hormon estrogen. Sementara endometrium yang sering terpapar hormon estrogen mudah berubah sifat menjadi kanker.” Jadi, terang Nasdaldy, untuk mencegah timbulnya kanker endometrium, sebaiknya hindari mengkonsumsi makanan berlemak tinggi. “Makanlah makanan yang sehat dan segar. Jangan lupa untuk menjaga berat badan ideal agar tak terlalu gemuk.” Tak heran, bila penderita kanker endometrium banyak terdapat di kota-kota besar negara maju. Sebab, umumnya mereka menganut pola makan tinggi lemak. 

5. KEKURANGAN VITAMIN C

Pola hidup mengkonsumsi makanan tinggi lemak pun akan membuat orang tersebut melupakan zat-zat gizi lain, seperti beta karoten, vitamin C, dan asal folat. Padahal, kekurangan ketiga zat gizi ini bisa menyebabkan timbul kanker serviks. “Beta karoten, vi! tamin C, dan asam folat dapat memperbaiki atau memperkuat mukosa diserviks. Nah, jika kekurangan zat-zat gizi tersebut akan mempermudah rangsangan sel-sel mukosa tadi menjadi kanker.” Beta karoten banyak terdapat dalam wortel, vitamin C terdapat dalam buah-buahan berwarna oranye, sedangkan asam folat terdapat dalam makanan hasil laut. 

6. HUBUNGAN SEKS TERLALU DINI

Hubungan seks idealnya dilakukan setelah seorang wanita benar-benar matang. Ukuran kematangan bukan hanya dilihat dari ia sudah menstruasi atau belum, lo. Tapi juga bergantung pada kematangan sel-sel mukosa; yang terdapat diselaput kulit bagian dalam rongga tubuh. Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita tersebut berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja; paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. 

Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks si wanita. “Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tak siap menerima rangsangan dari luar. Termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma.” Lain hal bila hubungan seks dilakukan kala usia sudah di atas 20 tahun, dimana sel-sel mukosa tak lagi terlalu rentan terhadap perubahan. Nah, karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. “Sifat sel, kan, selalu berubah setiap saat; mati dan tumbuh lag! i. Karena ada rangsangan, bisa saja sel yang tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker.” 

7. BERGANTI-GANTI PASANGAN

Bisa juga kanker serviks muncul pada wanita yang berganti-ganti pasangan seks. “Bila berhubungan seks hanya dengan! pasangannya, dan pasangannya pun tak melakukan hubungan seks dengan orang lain, maka tidak akan mengakibatkan kanker serviks.” Bila berganti-ganti pasangan, hal ini terkait dengan kemungkinan
tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human Papilloma Virus (HPV). “Virus ini akan mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak. Nah, bila terlalu banyak dan tidak sesuai dengan kebutuhan, tentu akan menjadi kanker.” 

8. TERLAMBAT MENIKAH

Sebaliknya wanita yang tidak atau terlambat menikah pun bisa berisiko terkena kanker ovarium dan kanker endometrium. Sebab, golongan wanita ini akan terus-menerus mengalami ovulasi tanpa jeda. “Jadi, rangsangan terhadap endometrium pun terjadi terus-menerus. Akibatnya bisa membuat sel-sel di endometrium berubah sifat jadi kanker.” 

Risiko yang sama pun akan dihadapi wanita menikah yang tidak mau punya anak. Karena ia pun akan mengalami ovulasi terus-menerus. “Bila haid pertama terjadi di bawah usia 12 tahun, maka paparan ovulasinya berarti akan semakin panjang. Jadi, kemungkinan terkenakanker ovarium akan semakin besar.” Nah,salah satu upaya pencegahannya tentu dengan menikah ! dan hamil. Atau bisa juga dilakukan dengan mengkonsumsi pil KB. Sebab penggunaan pil KB akan mempersempit peluang terjadinya ovulasi. “Bila sejak usia 15 tahun hingga 45 tahun dia terus menerus ovulasi, lantas 10 tahun ia ber-KB, maka masa ovulasinya lebih pendek dibandingkan terus-menerus, kan?” Hasil penelitian menunjukkan penggunaan pil KB sebagai alat kontrasepsi dapat menurunkan kejadian kanker ovarium sampai 50 ! persen. 

9. PENGGUNAAN ESTROGEN

Risiko yang sama akan terjadi pada wanita yang terlambat menopause. “Karena rangsangan terhadap endometrium akan lebih lama, sehingga endometriumnya akan lebih sering terpapar ! estrogen. Jadi, sangat memungkinkan terjadi kanker.” Tak heran bila wanita yang memakai estrogen tak terkontrol sangat memungkinkan terkena kanker. “Umumnya wanita yang telah menopause di negara maju menggunakan estrogen untuk mencegah osteroporosis dan serangan jantung.” Namun, pemakaiannya sangat berisiko karena estrogen merangsang semakin menebalnya dind! ing endometrium dan merangsang sel-sel endometrium sehingga berubah sifat menjadi kanker. “Jadi, sebaiknya penggunaan hormon estrogen harus atas pengawasan dokter agar sekaligus juga diberikan zat antinya, sehingga tidak berkembang jadi kanker.” 

Nah, banyak hal ternyata yang bisa dilakukan agar tak “mengundang” kanker datang ke tubuh kita. Tentu saja kita bisa memulainya dari hal-hal kecil. Jangan tunda sampai esok!  by. http://sovianchoeruman

Jus Olahan Tidak Bermanfaat Untuk Kesehatan

Hati-hati Dengan Jus Olahan!

Manfaat terbaik dari jus hanya bisa diperoleh dari jus segar buatan sendiri. Jus yang sudah diolah, dan dijual di toko atau melalui agen penjualan jus, telah kehilangan zat-zat bermanfaatnya. Malahan mungkin ke dalamnya ditambahkan zat aditif dari bahan sintetis yang justru tidak bermanfaat untuk kesehatan. Baik itu jus olahan jeruk, jus apel, jus kulit manggis, dan jus olahan lainnya.

Jus segar berisi enzim dan kandungan zat “hidup”. Enzim dalam jus ini tidak tahan panas, sehingga jus yang telah melalui proses pasteurisasi tidak mengandung enzim ini. Vitamin dan mineral di dalam jus olahan juga sudah jauh berkurang. Ini terbukti dari sebuah penelitian di Amerika Serikat yang membandingkan efek antivirus yang terkandung dalam jus apel segar dengan jus olahan. Hasilnya, aktivitas antivirus hanya ditemukan di jus apel segar. Pasteurisasi pada jus olahan menyebabkan enzim yang berguna untuk aktivitas antivirus mati.

Supaya jus segar bermanfaat secara optiomal, harus segera diminum begitu selesai dibuat, tidak boleh disimpan terlalu lama. Buah dan sayuran akan kehilangan kandungan zat gizinya bila dimasak dan dibiarkan terbuka kena udara terlalu lama. Contohnya, irisan mentimun akan kehilangan vitamin C sebanyak 41-49 persen bila dibiarkan begitu saja selama 3 jam. Bila tidak memungkinkan untuk segera meminumnya, simpan jus di dalam termos atau wadah yang tertutup rapat di dalam kulkas.

Hati-hati pula dengan gula yang terkandung dari jus buah-buahan. Meski gula alami dari buah itu sendiri, batasi konsumsi jus sehari-hari dan jangan terlalu banyak. Penderita hipoglikemia, gout dan diabetes harus hati-hati dengan rasa manis jus dan sebaiknya berkonsultasi dengan ahli pengobatan sebelum memasukkan jus dalam menu harian. Salah satu cara untuk menyiasati kandungan gula ini adalah menyantap makanan bersama dengan jus. Langkah ini akan memperlambat penyerapan gula. Dan jangan lupa minum segelas air putih.

Gizi Komplet Dalam Segelas Jus


Apa saja kandungan zat gizi dalam segelas jus?:

1. Jus segar memberikan protein, karbohidrat, asam lemak esensial, serta vitamin dan mineral yang dengan mudah dapat diserap tubuh.

2. Jus buah dan sayuran segar kaya akan potasium dan rendah sodium. Keseimbangan seperti ini berperan penting dalam menjaga kesehatan pembuluh darah jantung dan mencegah kanker.

3. Jus memiliki enzim yang penting untuk saluran pencernaan dan penyerapan zat gizi makanan.

4. Jus dari sayuran dan buah warna hijau, merah, ungu, dan kuning mengandung antioksidan kuat jenis karoten yang berguna untuk menetralkan sel kanker akibat radikal bebas dan memperpanjang usia harapan hidup.

5. Bromelain dalam jus nanas bermanfaat mengurangi artritis, mencegah bengkak setelah trauma, mengurangi sinusitis dan nyeri tenggorokan, serta menurunkan nafsu makan.

6. Flavonoid yang terdapat dalam jus buah dan sayuran bermanfaat antiperadangan, antialergi, antivirus dan antikarsinogenik atau menghalau zat-zat yang potensial menyebabkan kanker.

7. Asam elagik yang terdapat dalam buah stroberi bermanfaat antikanker.

8. Zat proanthocyanidin dalam jus buah kranberi bermanfaat menghentikan perlekatan bakteri berbahaya yang ada di dinding buli-buli, sehingga bermanfaat menurunkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

9. Kandungan bioflavonoid dalam tomat bermanfaat memperkuat pembuluh kapiler, sehingga menjamin tidak terbentuknya kantong berair di kulit alias selulit. Selain itu, likopen dalam tomat juga merupakan antioksidan kuat yang terkait dengan penurunan risiko kanker prostat.

Rahasianya Ada Pada Flavonoid

Flavonoid adalah zat yang umum terdapat dalam sayur dan buah. Jus, herbal, dan pollen diketahui berkhasiat obat berkat kandungan flavonoidnya. Flavonoid berfungsi sebagai pelindung terhadap stres dari lingkungan seperti zat penyebab alergi, virus atau zat penyebab kanker.

Dengan kata lain molekul flavonoid ini adalah zat antioksidan aktif yang bila dikonsumsi tubuh bisa membantu melawan berbagai oksidan dan radikal bebas penyebab penuaan, kanker, Jantung dan penyakit degeneratif lainnya.

Sel radikal bebas dihasilkan dari proses metabolisme seperti pembentukan energi, reaksi detoksifikasi, dan mekanisme kekebalan tubuh. Oksigen yang kita hirup sehari-hari banyak mengandung zat beracun yang merusak sel tubuh kita. Sel radikal bebas alami ini masih ditambah radikal bebas dari lingkungan seperti asap rokok, obat kemoterapi, pestisida, asap polusi kendaraan, makanan gorengan, alkohol, dan sebagainya. Semua zat itu menekan mekanisme antioksidan di dalam tubuh.

Timbunan sel radikal bebas di pembuluh darah dapat menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah dan memicu penyakit jantung dan sel-sel radikal bebas di kulit dapat menyebabkan penuaan dini.

Tak heran, jus amat bermanfaat untuk menjaga kulit agar tetap cantik dan awet muda, karena kandungan antioksidan yang mampu mengusir sel radikal bebas. Selain itu, kulit jadi tampak lebih cerah dan berseri-seri dengan konsumsi jus secara teratur.

Zat flavonoid dalam sayur dan buah juga bermanfaat untuk mengatasi keluhan persendian seperti rematoid artritis, gout atau pembengkakan yang melibatkan tulang dan persendian. Flavonoid ini memperkuat jaringan penyangga kolagen, yang ditemukan di otot dan jaringan persendian tulang.Flavonoid juga mencegah kerusakan akibat radikal bebas di daerah tersebut. Jadi, apakah anda masih suka mengkonsumsi jus olahan?

by. djamilah-najmuddin

Penyebaran Kanker Ada 3 Cara

 Apa Itu Kanker

Kanker terjadi ketika sebuah sel mulai tumbuh di luar kendali. Biasanya, sel-sel mengikuti siklus petumbuhan yang sama, pembelahan sel, dan akhirnya kematian. Ketika kita masih dalam pertumbuhan, pertama sebagai bayi di dalam ibu kita dan dilanjutkan ketika balita dan anak-anak, sel-sel kita tumbuh dan membelah dengan cepat.
Hasil akhirnya adalah diferensiasi itulah yang menyebabkan sebuah sel darah merah dapat membawa oksigen, sebuah sel usus dapat menyerap makanan, dan sebuah sel indung telur dapat menghasilkan hormon untuk membuat telur. Bila sel-sel mengalami cedera atau menjadi terlalu tua,sel-sel itu mengalami proses yang disebut apoptosis, atau kematian sel yang sudah di program. Inilah yang membuat kita tetap sehat dan semua organ kita bekerja denga normal.


Bila sebuah sel mengalami perubahan dalam unit penyusunnya, yang disebut DNA, sel ini dapat keluar dari siklus hidup yang diatur secara ketat ini. Perubahan DNA ini, juga disebut mutasi, dapat membuat sel-sel terus tumbuh dan mengalami pembelahan diri. Sel-sel itu tidak lagi member respons terhadap sinyal yang dikirimkan badan anda untuk menghentikan pembelahan diri, dan proses dari pembelahan sel yang tidak terkendali ini menghasilkan masa sel dari satu jenis, disebut dengan tumor. Bila sebuah sel tumor terlepas dari tempat asalnya, sel itu dapat terbawa oleh aliran darah dan sampai ditempat lain dari badan seseorang yang jauh letak nya ( dalam paru-paru, misalnya) dan mulai tumbuh disana; keadaan ini menurut definisi disebut metastatic. Dua ciri ini (pertumbuhan sel tidak terkendali dan kemampuan untuk mengalami metastatik) menetapkan kanker.

Kadang sel menjadi abnormal dan membelah tanpa control atau aturan, atau gagal mati di waktu seharusnya. Jika sel membelah ketika sel baru tidak dibutuhkan, sel akan membentuk terlalu banyak jaringan, masa atau gumpalan jaringan ekstra ini disebut tumor, bisa jinak atau ganas. Tumor jinak bukanlah kanker, sel dalam tumor jinak tidak menyerang jaingan lain dalam tubuh. Tumor ganas adalah kanker. Sel kanker tumbuh dan membelah di luar kontrol; sel tersebut menjadi tak terdefinisi, yang berarti kehilangan ciri pembeda dari jaringan asal. Mereka dapat menyerang dengan merusak jaringan dan organ sekitar. Sel kanker juga dapat lepas dari tumor ganas dan memasuki aliran darah atau sistem limfatik.

Kanker umumnya memiliki dua bentuk; karsinoma, yang terbentuk di sel permukaan (atau epithelial) jaringan yang berbeda, dan sarkoma, yang terbentuk dijaringan konektif. Contohnya kanker payudara adalah karsinoma.

Apa Yang Bukan Kanker

Di sini kita perlu menggariskan bahwa kanker bukan sesuatu yang dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, seperti virus bakteri; kanker bukan penyakit menular. Anda tidak mungkin tertular kanker dari orang lain, anda juga tidak dapat menularkan kepada orang lain hanya melakukan kontak dengannya, bahkan kontak erat. Banyak faktor yang menyebabkan pertumbuhan kanker.

Hal yang paling penting, kanker bukan secara otomatis berarti vonis hukuman mati, itu adalah reaksi banyak penderita kanker karena, selama beberapa dekade, profesi medis belum menemukan pengobatan yang efektif bagi sebagian besar jenis kanker,dan ketakutan yang besar serta stigma yang melekat terhadap penyakit kanker. Untunglah, metode pengobatan tradisional Ny. Djamilah Najmuddin mempunyai langkah-langkah dalam menyembuhkan penyakit kanker ini, walaupun kanker masih merupakan penyakit yang menakutkan, banyak orang berhasil selamat dari cengkeramannya hingga sembuh total.



Bagaimana kanker menyebar

Kanker dapat menyebar dengan tiga cara: dengan menjalar ke jaringan di sektarnya; dengan menyebar lewat aliran darah, proses ini disebut penyebaran lewat darah; “sistem pembersih” dalam badan, dalam proses yang disebut  penyebaran lewat getah bening.

Perlu ditegaskan kembali bahwa penyakit kanker tidak menular. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang meningkatkan risik berkembangnya kanker. Bagaimana dengan kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi  human papilloma virus (HPV)? Penularan virus HPV dapat terjadi lewat kontak seksual dengan pihak yang mengidap virus HPV tersebut, penularan hanya sebatas virus saja bukan sel-sel kankernya. Demikian artikel singkat perkenalan tentang kanker ini kami sajikan, semoga bermanfaat. (Dari berbagai sumber).



Apakah Kanker Serviks Menular

Kanker Serviks

Merupakan salah satu dari sederet jenis kanker yang mematikan. Tetapi, bukan berarti, apabila anda terkena penyakit Kanker Serviks ini, sudah dapat dipastikan akan segera meninggal. Walaupun pengobatan kanker serviks cukup memakan waktu, kini dengan menggunakan metode pengobatan NY Djamilah Najmuddin, alhamdulillah penyakit HPV dan kanker serviks dapat ditangani dengan tuntas dan dapat dibuktikan dengan hasil laboratorium tentunya.


Walaupun penyakit ini dapat disembuhkan, bukan berarti anda tidak perlu mengetahui informasi mengenai penyakit kanker serviks, di bawah ini kami akan coba bahas secara lengkap dengan menggunakan metode tanya jawab yang sering di tanyakan oleh para pasien kami seputar kanker serviks dan penyebabnya. Semoga bermanfaat.

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan keganasan yang menyerang leher rahim atau cervix, yaitu bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang sanggama (vagina).

Apakah kanker serviks menular?

Perlu digaris bawahi bahwa KANKER TIDAK MENULAR! Akan tetapi, ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko berkembangnya kanker serviks. Salah satu yang paling penting adalah terinfeksi  human papillomavirus (HPV), yang ditularkan lewat kontak seksual. Jadi, yang ditularkan bukan kanker serviks akan tetapi penyebabnya atau virus HPV tersebut. Sehingga kanker serviks tidak akan menular melalui jabat tangan, keringat, tukar menukar pakaian dll.

Lalu, penyebab kanker serviks itu apa?

Banyak faktor berkaitan dengan penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim. Di antara yang paling penting adalah terinfeksi human papillomavirus (HPV) berisiko tinggi, sekarang dipahami mempunyai peran penting dalam perkembangan kanker serviks. Namun, di samping infeksi HPV, para peneliti telah mengenali sejumlah faktor lain yang penting bagi penyebab kanker serviks. Di antaranya adalah indikator dari aktivitas seksual, termasuk jumlah jumlah pasangan seksual, umur saat melakukan seksual pertama kali, berapa kali sudah hamil, dan sejarah penyakit menular seksual.

Faktor-faktor penyebab lain yang dikenali termasuk merokok, terpapar pada diethylstilbestrol sewaktu ibu Anda mengandung Anda, dan terifeksi human immunodeficiency virus (HIV). Akhirnya, pihak yang beresiko terpapar penyakit kanker serviks adalah perempuan yang sudah aktif secara seksual dan berusia lanjut.

Tiap daerah belahan dunia memiliki kecenderungan penyakit kanker yang berbeda-beda. Di Korea dan Jepang, didominasi penyakit kanker pada lambung. Di India, didominasi penyakit kanker pada oral/rongga mulut. Di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lain, penyakit kanker didominasi kaum wanita yaitu kanker serviks dan kanker payudara.

Tahukah anda bahwa kanker serviks (kanker leher rahim) adalah kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita Indonesia dan diperkirakan terjadi 200.000 kasus baru di dunia setiap tahun (Report of WHO Consultation, 2002). Sekitar 99.7% kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi HPV.

Kenapa wanita di Indonesia rentan terhadap kanker serviks?

Ada beberapa faktor penyebab, diantaranya:

-          Menstruasi wanita di negara berkembang relatif lebih cepat dibandingkan negara lain.
-          Menopause lebih lambat.
-          Wanita usia menopause kini cenderung berusaha memperlambat proses alamiah itu demi kecantikan.
-      Jumlah anak sedikit menyebabkan paparan terhadap hormon esterogen lebih panjang jadi resiko menjadi lebih besar.
-         Terdapat faktor internal dan eksternal serta paparan zat kimia pada makanan di kalangan masyarakat indonesia yang terkenal kurang higienis dan terlalu banyak mengandung bahan pengawet, pewarna serta monosodiumglutamat.

Kami masih muda, apakah harus khawatir mengenai kanker serviks?

Perlu diberikan pemahaman kepada semua perempuan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim bisa menyerang siapa pun yang aktif secara seksual. Artinya, meskipun belum menikah, jika perempuan tersebut telah aktif secara seksual, maka ia pun berpotensi terkena dan mengembangkan penyakit ini. Banyak hal yang menyebabkan perempuan berpotensi terkena penyakit ini. Di antaranya adalah menikah muda (sebelum usia 20 tahun) karena leher rahim belum siap menerima paparan dari luar, bergonta-ganti pasangan seksual, kehamilan yang sering, merokok, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang juga menjadi penyebab lainnya.

Apakah ada hubungannya antara aktivitas seksual dengan resiko kanker serviks?

Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi aktivitas seksual seseorang, semakin besar kemungkinan dia terinfeksi HPV. Walaupun ada yang menyarankan bahwa HPV bias ditularkan tidak lewat hubungan seksual, studi menunjukan bahwa perempuan yang belum pernah berhubungan seksual jarang yang terifeksi HPV, dan ini bertentangan dengan pendapat mengenai penularan nonseksual dari virus ini.

HPV, ‘makhluk’ apakah itu?

HPV = Human papilloma virus yang terdiri dari lebih 100 tipe, disebut papilloma karena virus ini sering menimbulkan warts atau benigna (warts: tumor epidermal yang disebabkan virus papilloma atau proliferasi jinak mirip kutil). HPV yang menimbulkan warts (kutil) di tangan atau di kaki berbeda tipe dengan yang menimbulkan di alat kelamin (genitalia) dan beberapa tipe HPV sangat berkaitan erat dengan terjadinya kanker serviks



Siapa saja yang dapat tertular virus HPV?


Pria maupun wanita yang pernah melakukan hubungan seksual dengan orang terinfeksi HPV, keduanya tidak akan menyadari dirinya terinfeksi, karena HPV dapat berdiam lama tanpa menunjukan gejala. Seseorang dapat saja terinfeksi HPV jauh setelah melakukan hubungan seksual. Orang yang melakukan hubungan seksual diwaktu muda (usia 14-16 tahun) dan orang memiliki pasangan seksual merupakan kelompok yang berpotensi tinggi untuk terpapar virus HPV. 


Mengapa wanita yang telah melakukan aktifitas seksual pada usia muda lebih mudah tertular HPV?

Wanita remaja usia 14-16 tahun masih mengalami perubahan hormon yang besar, selama masa pubertas kondisi leher rahimnya masih immature (belum berkembang sempurna) dan sel-sel rahimnya masih sangat aktif, oleh sebab itu resiko terkena infeksi HPV meningkat.


Apakah HPV sama dengan HSV atau bahkan HIV?

Infeksi HPV tidak sama dengan infeksi HIV maupun HSV, meskipun sama-sama ditularkan melalui hubungan seksual. Infeksi HPV pada sebagian orang tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius, akan tetapi berbeda dengan virus HPV menetap yang akan menimbulkan penyakit kanker serviks.


Lalu apakah ada kaitan antara HIV dan kanker serviks?

Kaitan antara perubahan abnormal serviks (atau  displasia) dan kanker serviks berkaitan dengan HIV telah dikenal baik sejak tahun 1990-an. Hasil penelitian dimasa itu bahwa sampai dengan 40 persen perempuan yang terinfeksi HIV mengalami displasia leher rahim yang dikenali lewat tes Pap, dibandingkan dengan hanya 17 persen di antara perempuan yang tidak terinfeksi HIV. Di tahun 1993, centers for disease and prevention amerika menyatakan, displasia leher rahim tingkat sedang dan berat sebagai bukti awal dari infeksi HIV simptomatik. Terjadinya kanker serviks yang menyebar adalah kondisi yang menetapkan AIDS.

Sekalipun demikian,  bahkan diantara perempuan dengan HIV positif, sebagian besar perempuan mengalami lasi leher termasuk pada tingkat rendah. Seperti dalam populasi umum, banyak faktor tampaknya berpengaruh risiko berkembangnya displasia leher rahim atau kanker pada perempuan dengan HIV positif termasuk koinfeksi dengan HPV (dilaporkan sampai setinggi 95 persen dalam populasi ini), jumlah CD4 rendah, dan jumlah virus HIV tinggi.

Bagaimana gejala dan ciri-ciri kanker serviks ?

Kanker Serviks atau kanker leher rahim pada kebanyakan wanita tidak menunjukkan gejala. Adapun gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
  • Pendarahan tidak normal, yang bisa berupa pendarahan sesudah berhubungan intim, pendarahan abnormal di luar waktu haid, dan pendarahan sesudah menopause
  • Keluar cairan berwarna kekuningan dan berbau dari vagina
  • Sakit atau nyeri pada pinggul dan kaki
Apabila saya mengalami keputihan berlebih dan abnormal, apakah saya terkena kanker serviks?

Perlu diketahui bahwa memang keputihan merupakan salah satu gejala kanker serviks, tetapi sebagian besar keputihan disebabkan oleh infeksi baik itu jamur atau bakteri. Adapun kondisi keputihan yang tidak normal bila terjadi indikasi sebagai berikut: Berbau, Berwarna kehijauan (normal bening) dan terdapat rasa gatal, panas dan lain-lain. Sebaiknya melakukan pemeriksaan dini ke laboratorium dalam mendeteksi kanker serviks. Sementara lendir yang dihasilkan organ reproduksi wanita memang dapat meningkat produksinya seiring secara normal dengan situasi sebagai berikut:

- Sebelum menstruasi,
- Setelah menstruasi,
- Saat masa subur,
- Saat terangsang ketika melakukan hubungan seksual.


Bagaimana caranya mendeteksi kanker serviks?

Ada beberapa cara mendeteksi apakah seseorang telah terpapar kanker serviks atau tidak, diantaranya:
  • Inspeksi visual dengan asam asetat (IVA), merupakan skrining kanker leher rahim yang dilakukan dengan melihat langsung leher rahim yang telah dioles dengan larutan asam asetat. Skrining ini merupakan skrining yang paling sederhana, cepat, dan murah.
  • Pemeriksaan sitologi (Pap Smear), adalah pemeriksaan untuk melihat sel-sel leher rahim dimana sampel diambil melalui liang vagina.
  • Pemeriksaan HPV-DNA, merupakan pemeriksaan molekuler yang secara langsung bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya Human Papilloma Virus (HPV) pada sel-sel yang diambil dari leher rahim.

Saya tidak mau terkena kanker serviks, bagaimana cara pencegahannya?

Sebelum anda mencari-cari tips-tips pencegahan agar kita tidak terkena kanker serviks atau kanker leher rahim, ada satu hal yang harus selalu di ingat oleh kaum wanita dimanapun dan kapanpun bahwa “Organ kewanitaan merupakan bagian yang sangat rentan terkena berbagai gangguan kesehatan, karenanya harus dijaga dengan baik”.

Jika hal itu kita tanamkan dengan baik dibenak seluruh wanita, hanya dengan hal itu saja wanita akan terbebas dari kanker serviks. Menjaga kesehatan organ vital kewanitaan, bukan hanya saja menjaga kebersihan atau kelembaban, akan tetapi dengan tidak berganti-ganti pasangan seksual-pun termasuk menjaga kesehatan organ kewanitaan tersebut.

Sedangkan cara pencegahan kanker serviks yang efektif bagi kelompok yang aktif secara seksual adalah dengan melakukan vaksinasi HPV.

Apa itu vaksin HPV dan bagaimana cara kerjanya?

Vaksin bekerja dengan mengajari sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan menyerang bakteri atau virus yang dapat menyebabkan penyakit dalam badan manusia. Banyak jenis vaksin yang diberikan dewasa ini, pada umumnya mulai diberikan tidak lama setelah bayi lahir dan berlanjut sampai usia dewasa muda.

Metode pelatihan badan untuk mengenali bakteri atau virus penyebab penyakit adalah dengan memaparkan sistem kekebalan pada bagian dari bakteri atau virus utuh yang dilemahkan sehingga tidak dapat menimbulkan penyakit. Contoh klasik dari vaksin yang dibuat dari virus yang tidak aktif adalah vaksin polio. Contoh vaksin yang dibuat dari tiruan bagian dari virus adalah vaksin hepaiitis B. Vaksin hepatitis B dibuat dengan menanamkan sebagian DNA virus hepatitis B yang menyebabkan pertumbuhan dari bungkus luar virus hepatitis B ke dalam sel binatang, sel binatang itu kemudian menghasilkan banyak salinan bungkus luar virus tanpa partikel aktif didalamnya. Kalau disuntikan, bungkus luar ini dikenali oleh sistem kekebalan tubuh tanpa risiko berhubungan dengan penyakit 

sesungguhnya dan kontak dengan vaksin ini menyebabkan tanggapan kekebalan tubuh. Sel-sel kekebalan tubuh dalam tubuh belajar untuk mengenali vaksin sehingga kalau seseorang terpapar dalam bakteri atau virus penyebab penyakit yang sesungguhnya, memori tubuh memberikan tanggapan sudah di siapkan dan dapat di hindari.

Vaksin kanker serviks adalah vaksin yang dikembangkan untuk melindungi terhadap tipe human papillomavirus (HPV) tertentu, HPV ditemukan dalam 100 persen penderita kanker serviks. HPV dapat juga ditemukan dalam jumlah tinggi dalam kanker penis, vagina, pukas, kepal dan leher, HPV dikaitkan dengan kutil didaerah kelamin dan luka prakanker di leher rahim,vagina, dan vagina, pukas.

Terdapat sekitar 100 jenis galur, atau tipe HPV yang berbeda. Beberapa mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menyebabkan kanker, sementara yang lain mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk menimbulkan kutil di daerah kelamin atau perubahan prakanker. HPV tipe 16 dan 18 mempunyai kaitan yang paling besar dengan kanker serviks, bertanggung jawab untuk 75 persen dari semua kasus kanker serviks batu. Jenis ini juga berkaitan dengan risiko tinggi dari perubahan prakanker yang berat. HPV tipe 6 dan 11 sering dikaitkan dengan kutil di daerah kelamin dan perubahan prakanker lain dengan kelas yang lebih rendah.

Apakah setelah melakukan vaksinasi HPV, saya akan terbebas dari kanker serviks?

Vaksin HPV didesain untuk mencegah infeksi oleh HPV tipe 6, 11, 16, dan 18. Sayangnya, terdapat banyak tipe lain yang dapat menyebabkan kanker serviks dan juga kutil didaerah kelamin serta perubahan prakanker yang lain dari leher rahim, vagina, atau pukas, dengan alasan itu, tes Pap masih direkomendasikan sebagai metode pemeriksaan dini untuk penyakit.

Baiklah, setelah membaca artikel ini saya akan lebih menjaga organ kewanitaan saya, apakah ada tips-tips pencegahan lainnya?

Berikut tips-tips tambahan untuk pencegahan kanker serviks:
  • Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi, dan tidak merokok.
  • Bersihkan organ vital  dengan air yang bersih.
  • Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari.
  • Jaga kelembaban organ kewanitaan anda
  • Lakukan pemeriksaan pap smear dan HPV-DNA secara rutin untuk deteksi dini kanker leher rahim.
Tahukah anda, semakin dini terdeteksi, semakin tinggi pula proses kesembuhannya. Walaupun penyakit ini mengakibatkan kematian juga, berdasarkan pengalaman pengobatan Ny. Djamilah Najmuddin sejak tahun 1980, penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu jenis kanker yang paling cepat disembuhkan dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya. Walaupun demikian, mencegah lebih baik daripada mengobati bukan? Sehingga, kami tegaskan sekali lagi, jagalah dengan baik organ kewanitaan kalian.  by. djamilah-najmuddin