Kamis, 23 Juli 2009

Mengatasi Alergi Obat

IBARAT makan buah simalakama, alergi obat memang sangat merepotkan. Jika tidak diminum, penyakit tidak sembuh dan semakin merajalela, jika diminum akan menimbulkan alergi. Penelitian terhadap alergi obat sudah sering kali dilakukan. Beberapa penelitian mengungkapkan reaksi yang tidak diinginkan pada penggunaan obat terjadi sekitar dua persen dari sejumlah pasien yang mengonsumsi obat. Reaksi alergi obat ini biasanya ringan.Tapi ada juga yang sampai mengancam nyawa. Alergi obat memiliki banyak perbedaan pada masing-masing orang. Misalnya pada penderita udem laring (sembab), syok anfilaktik, serta sindrom Stecvvens-Johnson. Udem laring atau penderita sesak napas, jika mengalami alergi obat akan merasakan seperti orang tercekik. Pada penderita syok anfilaktik terjadi penurunan tekanan darah dan pada penderita sindrom Stevens-Johnson akan merasakan kulit dan selaput lendir berubah bentuk. Kematian karena alergi, tidak hanya terjadi di negara berkembang, juga di negara maju yang fasilitas kesehatannya supermaju. Bahkan, di negara-negara Eropa masih terjadi kematian karena alergi obat.Oleh karena itu, di Eropa dibentuk jaringan pemantau alergi obat yang merekam semua kejadian dan memberikan informasi alergi obat yang sering terjadi. "Alergi obat biasanya terjadi karena tubuh seseorang sangat sensitif sehingga bereaksi secara berlebihan terhadap obat yang digunakan. Tubuh berusaha menolak obat tersebut, namun reaksi penolakannya amat berlebihan sehingga merugikan tubuh sendiri. Reaksi itu bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai kelainan pada selaput lendir saluran cerna, sindrom Stevens-Johnson pada saluran napas dan kemaluan," kata dokter spesialis kulit Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr Abdillah Achmad. Abdillah menyebutkan, risiko alergi obat meningkat pada orang yang memiliki bakat alergi atau dalam istilah kedokteran disebut dengan atopi. Untuk menghindari terjadinya alergi obat, perlu kerja sama antara pasien dan dokter. Pasien harus mengemukakan pengalamannya menggunakan obat selama ini, apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau dicurigai menimbulkan alergi. "Akan sangat bagus jika setiap orang memiliki catatan tertulis mengenai penggunaan obat dan apa yang dialami tubuhnya. Itu akan sangat memudahkan pemberian obat jika suatu saat dibutuhkan," katanya. Obat yang dicurigai menyebabkan alergi harus dihindari dan jika diperlukan,dipilih obat yang lebih aman. Meski dapat juga terjadi walaupun tidak sering, seorang yang semula tidak alergi terhadap suatu obat kemudian hari bisa pula menjadi alergi obat. "Hindari mengonsumsi obat jika tidak perlu. Vitamin diduga aman, sekalipun dapat menimbulkan alergi, bukan karena zat aktif vitaminnya, tapi karena zat tambahan dalam pembuatan obat seperti zat pewarna yang ada di dalamnya," sebut dokter berkacamata minus tersebut. Pasien yang mengalami reaksi yang tidak diinginkan karena penggunaan obat, harus segera ke dokter untuk mendapatkan pertolongan. Untuk menghentikan alergi obat, hanya ada satu cara yaitu dengan menghentikan pemakaian obat itu, dan mengatasi keadaan yang timbul akibat alergi. Saat ini obat yang beredar di masyarakat jumlahnya jutaan. Tiap tahun ratusan obat baru diperkenalkan kepada masyarakat. Sebelum obat diizinkan beredar, harus melalui pengujian ketat Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Tentu obat yang diberikan izin beredar yang bermanfaat dan aman. Namun, tidak ada obat yang bermanfaat dan seratus persen aman. Lebih lanjut ditambahkan Dr Abdillah Achmad, reaksi alergi terhadap obat muncul tanpa diduga. Seseorang yang tadinya tidak apa-apa minum obat tertentu, suatu ketika bisa saja merasa gatal sekujur tubuhnya setelah minum obat tersebut."Jangka waktu munculnya alergi bisa cepat, bisa sangat lambat, semuanya tergantung reaksi tubuh," tutur dia. Demikian pula berat ringannya reaksi alergi. Seseorang mungkin langsung syok tak sadarkan diri sesaat setelah minum obat yang membuatnya alergi. Sementara yang lain hanya gatal, beberapa saat kemudian hilang gatalnya. Bagi kalangan awam, reaksi alergi dianggap keracunan. Ini berbeda. Reaksi alergi adalah reaksi berlebihan tubuh terhadap bahan tertentu (dalam hal ini obat), sedangkan keracunan (intoksikasi) adalah reaksi yang muncul karena pemakaian obat yang berlebihan hingga melebihi batas toksis berdasarkan batasan farmakologi. Di era modern seperti sekarang, rekam medik sangat mudah. Bisa menggunakan peranti apapun, pengolah kata, spreadsheet, database atau peranti lain seperti PIM (Personal Information Manager, dengan sedikit modifikasi) atau peranti khusus seperti Medibank. Bila dokter tidak memberikan catatan riwayat alergi obat, penderita berhak memintanya. Sementara sejumlah pihak berpendapat bahwa kasus alergi disamakan dengan malapraktik, terlebih jika mengakibatkan efek berat semisal Steven Johnson Syndrome atau akibat fatal misalnya kematian. Terlepas dari kendala menyangkut alergi obat, sudah selayaknya para dokter melengkapi dirinya (praktik pribadi ataupun bekerja di institusi layanan medis) dengan peranti rekam medik. Setidaknya menggunakan lembar status penderita agar alergi obat bisa dihindari. Salah seorang penderita alergi obat, Dewi Andika Pratama, mengaku sangat kaget ketika dirinya mengalami alergi karena obat. Padahal sebelumnya Dewi mengaku tidak ada masalah dengan obat apa pun yang dikonsumsinya. "Saya alergi obat, baru-baru ini saja. Biasanya kulit saya langsung gatal dan bengkak-bengkak jika mengonsumsi obat penghilang nyeri. Itu membuat saya datang ke dokter dan berkonsultasi," kata Dewi ditemui di RSCM beberapa waktu lalu.
Sumber : Okezone.com

Jumat, 17 Juli 2009

Pentingnya Kesan Pertama Seorang Dokter

http://sehat-ituindah.blogspot.com
"KESAN pertama begitu menggoda". Mungkin Anda sudah familier dengan tagline yang dipopulerkan sebuah iklan parfum tersebut. Hal ini juga berlaku untuk para dokter.

Berkaca pada hasil penelitian yang dilakukan Gregory Makoul dan timnya dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, para dokter disarankan menciptakan kesan pertama yang baik bagi pasiennya. Sebab, tidak akan ada istilah "kesempatan kedua" untuk meninggalkan kesan yang menyenangkan.

Survei mengungkapkan, hampir semua pasien menginginkan si dokter menyebut nama dan menjabat tangan mereka ketika pertama kali bertemu. Namun, kebanyakan dokter hanya menjabat tangan saja tanpa menyebut nama si pasien. "Sapaan mungkin hanya bagian kecil dari prosesi konsultasi pasien dengan dokternya, tapi efeknya bisa jangka panjang," kata Makoul.

Dia menegaskan, kesan pertama adalah fondasi untuk membangun hubungan selanjutnya antara dokter dan pasiennya. Tak hanya itu, sikap yang sopan juga dapat mencegah salah paham. Dalam dunia medis, banyak kasus kesalahan yang terjadi akibat kurang tepatnya penanganan dan pendekatan dokter terhadap pasien.

"Ini bukan hanya soal menyapa. Ada hubungan antara komunikasi yang baik antara dokter pasien dengan tingkat kesembuhan penyakit si pasien," kata Dr Sheldon Horowitz dari American Board of Medical Specialties, Amerika.
Sumber: okezone.com

Senin, 06 Juli 2009

Stop Merokok Sebelum Terlambat

http://sehat-ituindah.blogspot.com
BERBAGAI ancaman penyakit di balik rokok tak menyurutkan para pecandu rokok untuk terus mengisap lintingan tembakau. Bagi mereka, menghilangkan kebiasaan merokok bukan perkara gampang.

Tak mudah memang menghentikan kebiasaan merokok. Banyak di antara perokok yang gagal menghentikan kebiasaan mengisap tembakau tersebut. Ada yang berhasil, tapi hanya sementara waktu, setelah itu merokok kembali menjadi kebiasaannya. Malah bagi para pecandu rokok, mereka akan kehilangan kreativitas bila tidak mengisap rokok.

Merokok merupakan kebiasaan yang sulit ditinggalkan karena sifat adiktif nikotin. Namun menurut sebuah riset dari Amerika Serikat yang dilakukan New England Journal of Medicine, dukungan sosial memiliki peranan yang penting dalam memutuskan apakah seseorang untuk memulai atau berhenti merokok.

Dokter Spesialis Kejiwaan dari RS Persahabatan, dr Tribowo T Ginting SpKJ, mengatakan bahwa penyebab seseorang menjadi perokok biasanya dimulai saat remaja. Alasannya pun beragam, karena coba-coba, ikut-ikutan, iseng dan bosan karena tidak ada yang dilakukan. Ada juga yang merokok dengan alasan supaya terlihat dewasa dan untuk menambah rasa percaya diri.

"Masalah rokok, masalah nikotin, juga berhubungan dengan masalah kejiwaan. Karena jika diputus, akan terjadi gejala pemutusan zat nikotin yang akan berkaitan dengan masalah kejiwaan seseorang yang ingin berhenti merokok," jelasnya.

Nikotin mampu memengaruhi mood dan penampilan dan jadi sumber ketergantungan. Pada saat terjadi gejala putus nikotin, terjadi juga ketagihan tembakau (craving), mudah tersinggung dan marah, cemas gelisah, gangguan konsentrasi, tidak tenang nyeri kepala, mengantuk, dan mengalami gangguan pencernaan.

Tribowo juga menambahkan bahwa dibandingkan kokain dan morfin, nikotin adalah sebuah komponen yang kecanduannya (adiktif) 5-10 kali lebih kuat menimbulkan efek psikoaktif pada manusia. Beban yang ditimbulkan di antaranya turunnya produktivitas, beban ekonomi, sosial, kesehatan, dan akhirnya menyebabkan kematian.

"Untuk mendukung perokok untuk berhenti merokok dan pada akhirnya menekan angka mortalitas yang disebabkan oleh rokok, dibutuhkan solusi terapi terpadu yang intensif dengan kemudahan akses," papar dokter Bowo, sapaan akrab dr Tribowo. "Jika ingin berhenti merokok, yakinkan diri untuk dapat berhenti merokok," pesannya.

Hindari teman-teman perokok untuk beberapa waktu. Menjauhi rokok (membuang rokok dan menyingkirkan hal-hal yang berkaitan dengan rokok). Buatlah kesibukan serta minum air putih sedikitnya delapan gelas sehari (untuk membersihkan tubuh dari nikotin), dan konsumsi makanan sehat tanpa bumbu-bumbu yang pedas, serta kurangi minuman yang bersoda dan kopi.

Bowo menuturkan, selain butuh dukungan dari orang lain untuk membantu dan memotivasi, juga dibutuhkan keinginan kuat dalam berhenti merokok, karena berhenti merokok merupakan suatu proses atau tahapan sehingga memerlukan waktu.
Sumber: okezone.com

Kamis, 02 Juli 2009

Jerawat dan Diet Anda

http://sehat-ituindah.blogspot.com
Coklat, makanan berlemak, pemanis buatan dan makanan berbahan dasar kanji ialah semua jenis makanan yang menjadi tersangka dalam bermunculannya jerawat. Walaupun masih banyak kontroversi. Secara garis besar diet dipercaya memiliki bagian kecil dalam bertambah banyaknya jerawat bagi penderita dibandingkan waktu sebelumnya.

Perubahan hormon, termasuk perubahan yang terjadi diawal masa puber sangat bertanggung jawab. Hormon testosterone memperluas dan mempengaruhi kelenjar dengan cara bermunculannya jerawat selama terlalu banyaknya produksi akan minyak didalam tubuh dan akumulasi dari bakteri. Reaksi ini diperburuk oleh stress dan siklus haid.

Lalu makanan bernutrisi apa yang berhubungan dengan jerawat? Dan adakah solusi dietnya?

Coklat
Tidak terdapat bukti nyata bahwa coklat adalah penyebab munculnya jerawat. Diselenggarakannya penelitian oleh US University of Pennsylvania dan US Naval Academy memberirtahukan bahwa proses pencernaan dalam mengkonsumsi coklat dalam jumlah banyak tidak berpengaruh pada munculnya jerawat. Studi terakhir menunjukan bahwa kandungan dalam coklat berhubungan dengan rosacea atau jenis jerawat pada orang dewasa. Tetapi keakuratan kasus dalam munculnya jerawat karena coklat tidak bisa dipastikan.

Makanan berlemak
Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa makanan berlemak berkaitan dengan penyebab munculnya jerawat. Tetapi bila anda menemukan makanan yang dapat memperburuk masalah jerawat anda, ide yang bagus apabila anda mengeluarkannya dari daftar makanan pada diet anda.

Makanan saji
Studi terakhir yang diselenggarakan oleh US Colorado State University, menandai bahwa karbohidrat yang berasal dari makanan kemasan dan makanan yang diproses tingkat tinggi seperti roti, pizza, cake dan kue kering menyebabkan berbagai macam reaksi di dalam tubuh dimana akan meningkatkan produksi jerawat. Ini disebabkan karena adanya bakteri di dalam makanan tersebut.

Penelitian itu menemukan bahwa makanan tersebut menyebabkan tubuh memproduksi insulin dengan tingkat tinggi, dimana jenis makanan ini bertanggung jawab pada hormon lelaki dalam masalah jerawat. Bagaimanapun, hasil ini membutuhkan pembuktian

Buah dan sayuran
Diet seimbang ialah diet yang kaya akan buah dan sayuran. Diet ini direkomendasikan kepada para penderita jerawat, secara garis besar ataupun perorangan. Hal ini sangat penting untuk memperingatkan dalam proses mengirimnkan antioksidan di dalam tubuh secara natural ketika melawan bakteri yang berhubungan dengan jerawat.

Vitamin A
Vitamin A ialah nutrisi yang berperan penting dalam pengobatan jerawat. Vitamin ini benar-benar menurunkan produksi sebum, kandungan lemak yang ditemukan di dalam tubuh yang meyebabkan jerawat bermunculan.

Akan tetapi, terlalu banyak mengkonsumsi vitamin A bisa menjadi racun di dalam tubuh. Untuk menghindari daya serap berlebih pada vitamin A, penderita jerawat diharuskan untuk memasukan sumber makanan yang kaya akan vitamin E. Nutrisi tersebut membantu mengatur kadar vitamin A dalam tubuh seseorang.

Sumber makanan yang mengandung vitamin A terdiri dari produk yang berasal dari susu, sayuran berwarna hijau, kuning dan orange. Serta buah-buahan yang berwarna kuning dan orange. Makanan ini harus dikombinasi dengan makanan yang kaya akan vitamin E seperti makanan yang bersumber dari protein hewani, seafood, biji serta kacang-kacangan dalam keseharian.

Apa yang harus dilakukan
Perubahan dalam metode diet bukanlah solusi untuk jerawat. Tetapi mengkonsumsi berbagai macam jenis makan dengan takaran cukup ialah menjadi ide bagus. Dan dengan kombinasi terapi yang tepat bisa menjadi senjata ampuh untuk memusnahkan jerawat.
Sumber: okezone.com