Selasa, 19 Agustus 2008

Khasiat Jambu Biji


Penyakit Yang Dapat Diobati :Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru; Pemanfaatan : 1. Diabetes Mellitus Bahan: 1 buah jambu biji setengah masakCara membuat: buah jambu biji dibelah menjadi empat bagian dandirebus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian disaring untukdiambil airnya.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 2. MaagBahan: 8 lembar daun jambu biji yang masih segar.Cara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih,kemudian disaring untuk diambil airnya.Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari, pagi, siang dan sore. 3. Sakit Perut (Diare dan Mencret)Bahan: 5 lembar daun jambu biji, 1 potong akar, kulit dan batangnyaCara membuat: direbus dengan 1,5 liter air sampai mendidih kemudiandisaring untuk diambil airnyaCara menggunakan: diminum 2 kali sehari pagi dan sore. 4. Sakit Perut atau Diare pada bayi yang masih menyusuiBahan: jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya.Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut,airnya ditelan dan ampasnya dibuang. 5. Masuk AnginBahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabaimerah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnyaCara membuat: semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 literair sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari. 6. Beser (sering kencing) berlebihanBahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 3 sendok bubukberas yang digoreng tanpa minyak (sangan = Jawa).Cara membuat: kedua bahan tersebut direbus bersama dengan 2,5gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas kemudian disaring.Cara menggunakan: diminum tiap 3 jam sekali 3 sendok makan. 7. ProlapsisaniBahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,kemudian disaring untuk diambil airnya.Cara menggunakan: air ramuan tersebut dalam keadaan masih hangatdipakai untuk mengompres selaput lendir poros usus (pusar) padabayi. 8. SariawanBahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji.Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih,kemudian disaring untuk diambil airnya.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari. 9. Sakit KulitBahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bungajambu biji.Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halusCara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit. 10. Obat luka baruBahan: 3 pucuk daun jambu biji.Cara membuat: dikunyah sampai lembutCara menggunakan: ditempelkan pada bagian tubuh yang luka agartidak mengelurkan darah terus menerus. Komposisi :KANDUNGAN KIMIA : Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram. Sumber : IPTEKnet

Exploring the aetiology of increased endometrial bleeding in norplant users: the role of local factors?

The clinical study of endometrium has been conducted to investigate the aetiology of increased endometrial bleeding in Norplant user with the emphasis on the bleeding occured due to the steroid-sensitive cells from the regressing endometrium coming through the myimetrium to influence its vascular function and integrity. In conclusion, this sutdy provides evidence for increased microvascular density in endometrium from Norplant acceptors compared to normal menstrual cycle endometrium. In addition, endometrial endothelial levels of FVIIIRa in Norplant users are elevated above those seen in the control at the time of menstruation and unequally distributed within the endometrial microvasculature. Keywords: CD 34 antibody, FVIIIRa, hysteroscopy. Biran Affandi, Wachyu H, Peter A.W. Rogers; Dep. of Obstetrics and Gynecology, faculy of medicine UI, Dep of Obstetrics and gynecology, faculty of medicine, monash university Melbourne, Australia

Buah kelapa dapat mengobati beberapa penyakit... mau tau...


Penyakit-penyakit yang dapat diobati antara lain:Keracunan, Panas dalam, Sakit panas, Demam berdarah, morbili; Influenza, Kencing batu, Sakit saat haid, Cacing kremi, Sakit gigi; Ubanan, Ketombe; Pemanfaatan : 1. KeracunanBahan: 1 butir kelapa hijau;Cara membuat: dilubangi ujungnya;Cara menggunakan: Airnya diminum sampai habis. 2. Sakit panas dalamBahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telor ayam kampungmentah;Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampungyang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudiandimasukan ke dalam buah kelapa tersebut;Cara menggunakan: diminum pada siang hari. 3. Sakit panasBahan: 1 gelas air kelapa muda dan 1 sendok madu;Cara membuat: kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampairata;Cara menggunakan:Untuk dewasa: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.Untuk balita: 2 kali sehari, 1/2 cangkir the; 4. Demam berdarahBahan: 1 butir buah kelapa dan 1 butir jeruk nipis;Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, jeruk nipis diperasuntuk diambil airnya, kemudian air jeruk nipis dimasukan ke dalambuah kelapa dan diaduk sampai merata;Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 5. Kencing batuBahan: 1 butir buah kelapa hijau dan 1 butir telur ayam kampungmentah;Cara membuat: buah kelapa dilubangi ujungnya, telur ayam kampungyang masih mentah dipecah dan dibuang kulitnya, kemudiandimasukan ke dalam buah kelapa tersebut.Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. 6. Mengurangi sakit waktu haidBahan: 1 gelas air kelapa hijau dan 1 potong gula aren;Cara membuat: Kedua bahan tersebut dicampur dan diaduk sampaimerata;Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore,selama 3 hari berturut-turut. 7. InfluenzaBahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 rimpang kencur sebesar ibu jari;Cara membuat: buah kelapa dan kencur diparut, kemudian keduabahan tersebut dicampur merata, ditambah 1 gelas air masak dandiperas untuk diambil airnya;Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari. 8. MorbiliBahan: 2 helai daun kelapa kering, 1/2 genggam daun korokot, 1/2rimpang dringo bengle, 1/2 genggam daun petai cina, adaspulawaras secukupnya;Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampaihalus;Cara mengunakan: digunakan sebagai bedak untuk seluruh tubuh sipenderita. 9. Mengusir cacing kremiBahan: 1/4 butir buah kelapa dan 1 buah wortel;Cara membuat: buah kelapa dan wortel diparut, kemudian keduabahan tersebut dicampur, ditambah 1 gelas air, diperas dan disaring;Cara menggunakan: diminum malam hari menjelang tidur. 10. Sakit gigi berlubangBahan: tempurung (batok)Cara membuat: tempurung kelapa dibakar dan minyak yang keluardi pinggir api diambil dengan kapas dan digulung sebesar lubanggigi;Cara menggunakan : dimasukan ke dalam lubang gigi yang sakit. 11. UbananBahan: 1/2 butir buah kelapa tua , air buah kelapa itu sendiri;Cara membuat: buah kelapa diparut dan diperas dengan air kelapaitu sendiri untuk diambil santannya; kemudian air santan tersebutdiberi garam secukupnya dan diaduk sampai merata, kemudiandiembunkan semalam di luar rumah;Cara menggunakan: Sebagian dari santan tersebut dipergunakanuntuk mengurut bagian yang beruban dan dibiarkan 10 -15 menit,sebagian santan lagi dipergunakan untuk keramas secara teratur 3hari sekali. 12. KetombeBahan: 1/2 butir buah kelapa tua dan 1/4 buah nanas, 1 butir jeruknipis, 11/2 gelas air kelapa itu sendiri;Cara membuat: buah kelapa dan nenas diparut untuk diambilairnya, kemudian semua bahan tersebut dicampur sampai meratadan disaring;Cara menggunakan: dipergunakan untuk keramas 5 hari sekali. Komposisi :Buah kelapa yang sudah tua mengandung kalori yang tinggi, sebesar 359 kal per 100 gram; daging kelapa setengah tua mengandung kalori 180 kal per 100 gram dan daging kelapa muda mengandung kalori sebesar 68 kal per 100 gram. Sedang nilai kalori rata-rata yang terdapat pada air kelapa berkisar 17 kalori per 100 gram. Air kelapa hijau, dibandingkan dengan jenis kelapa lain banyak mengandung tanin atau antidotum (anti racun) yang paling tinggi. Kandungan zat kimia lain yang menonjol yaitu berupa enzim yang mampu mengurai sifat racun. Komposisi kandungan zat kimia yang terdapat pada air kelapa antara lain asam askorbat atau vitamin C, protein, lemak, hidrat arang, kalsium atau potassium. Mineral yang terkandung pada air kelapa ialah zat besi, fosfor dan gula yang terdiri dari glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kadar air yang terdapat pada buah kelapa sejumlah 95,5 gram dari setiap 100 gram.

Fistual Ureterovaginalis. Suatu Komplokasi Cidera Ureter Bagian Distal

In the female complication of the distal portion of the ureter injury is the ureterovaginal fistula, seen most often after the Wertheim hysterectomy. The true incidence of the disease is difficult to ascertain in the literature. Incontinence is the first symptom of the ureterowaginal fistula patient. An IVP, RPG, cystography, crystoscopy and double dye test investigations are to be advocated for diagnosis of the disease. Ureterovaginal fistula is repaired by standard ureteroneocystostomy, incorporating an anti-refluxing submucosal tunnel. Key words: Wertheim hysterectomy-ureterovagina fistula-incontinence-ureteroneocystostomy-ureter injury. Prawito Singodimedjo, Sungsang Rochadi dan H. Moh Baried Ishom; Lab. Ilmu Bedah Fak. Kedokteran UGM.

Ekstrak Daun Jambu Biji Berpotensi Sembuhkan Demam Berdarah

DAUN jambu biji tua ternyata mengandung berbagai macam komponen yang berkhasiat untuk mengatasi penyakit demam berdarah dengue (DBD). Kelompok senyawa tanin dan flavonoid yang dinyatakan sebagai quersetin dalam ekstrak daun jambu biji dapat menghambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang berarti menghambat pertumbuhan virus berinti RNA. Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, yang sejak 2003 meneliti ekstrak daun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap awal penelitian dimulai dengan pengujian preklinik. Hasil penelitian dipaparkan oleh Kepala Badan POM Drs Sampurno MBA di Jakarta, Rabu (10/3). Ide penelitian berasal dari Badan POM dan mereka menunjuk Dr Drs Suprapto Ma’at MS. apoteker dari Patologi FK Unair untuk meneliti daun jambu biji. Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dengan angka kematian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat ini pengobatan DBD masih bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler. Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FK Unair yang menggunakan hewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daun jambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitas pembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan juga bahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkan jumlah sel hemopoetik terutama megakriosit pada preparat dan kultur sumsum tulang mencit. Pada uji keamanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zat yang praktis tidak toksik. Hambat virus dengue Daun jambu biji memang mengandung berbagai macam komponen. Berkaitan dengan itu telah dilakukan uji invitro ekstrak daun jambu biji di mana ekstrak tersebut terbukti dapat menghambat pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilakukan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak daun jambu biji dapat digunakan sebagai obat anti virus dengue. Juga telah dilakukan uji awal berupa penelitian open label di beberapa rumah sakit di Jawa Timur (RS Jombang dan RS Petrokimia Gresik) pada penderita DBD dewasa dan anak-anak. “Hasil penelitian dibagi-bagikan ke RS Jombang dalam bentuk 30 kapsul dan 30 sirup, lalu RS Petrokimia Gresik 20 kapsul dan 20 sirup. Ada yang sukarela mau mencoba,” kata Suprapto. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji dapat mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpa disertai efek samping yang berarti, misalnya sembelit. Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan dengan uji klinik untuk membuktikan khasiat dengan evidence based yang lebih kuat. Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui mekanisme kerjanya pada trombopoiesis. Juga terhadap aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF-Alfa olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanisme penurunan permeabilitas pembuluh darah. Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr Soetomo Surabaya/FK Unair, yang akan dipimpin oleh Prof Dr dr Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M Nasirudin dengan Dr Ugrasena untuk pasien DBD anak dan Prof dr Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa. Badan POM dalam waktu dekat juga akan melakukan kajian-kajian intensif dengan para pakar untuk mendukung tata laksana yang sekarang ini ada. Sampurno optimis karena daun jambu biji bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan proses teknologinya sederhana. (LOK)

Polyester Sling Scrotal Cover Induces Oligozoospermia in Normal Indonesia Men

The objective of this study is to ascertain the effects of polyesther sling scrotal cover on sperm production in healthy volunteers used polyester sling scrotal cover all day and night for 24 weeks. Semen was analyzed at a 3-week interval, and clinical chemistry and hematology were monitored at a 12-week interval. The results showed that within 24 weeks sperm concentration, percentage of normal sperm morphology, and sperm velocity decreased to below normal range in all subjects. We concluded that polyester sling scrotal cover can suppress sperm production to aligospermia in Indonesia men. Not a single subject achieved azoospermia, as compared with in Egypt study that showed 100% azoospermia in 14 men. Keywords: Fertility, male contraception, spermatogenesis, electrostatic field, thermoregulation, polyester sling. Nukman Moeloek; Departmen of Biology, Faculty of Medicine University of Indonesia

Survival Patterns of Children with Rheumatic Heart Disease

We examined the survival curves of patients with estabished rheumatic heart disease treated at the Division of Cardiologi, Department of Child Health Faculty of Medicine University of Indonesia Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta during the period of January 1983 until December 1992. There were 359 patients available for analysis. At the end of the 120-month observation, 69.1% patients were still alive. Comparisons of several curves based on certain characteristics showed that age at the time of diagnosis and the number of valves involved were associated with survival, while sex, parental education, or nutritional status were not. Closer examination of 177 patients who had completed 5 years of follow-up, both using univariate and multivariate analyses (logistic regression analysis) confirmed the results of survival analyses. We conclude that age at the time of diagnosis and the number of valvar involvement are strong determinants for the prognosis of children with rheumatic heart disease. Keywords: survival analysis, rheumatic heart disease, risk factors, prognosis. Sudigdo S, Bambang M, Ismet N Oesman, Sukman Tulus P, Najib A.; Departemen of Child Health Medical School University of Indonesia

Jumat, 08 Agustus 2008

Studies on Male Fertility Regulation in Indonesia

Male contraception has not received mush attention, compared with the extensive numbers of investigations dealing with female contraception. The condom and coitus interruptus were among the first methods of male contraception. These methods are usually started on the initiative of the couple, without any medical advice, as they are not ordinarily recommended in the family planning clinic. The development of safe, effective and reversible contraceptive methods for for men is an important step in increasing the options available for couples who wish to regulate their family size. This paper reviews the results of studies on male fertility regulation conducted in Indonesia, such as a combination of androgen-progestagenm androgen only, simetidine, ketoconazole, nonscalpel vasectomy and vas occlusion using medical grade silicone. Some of those studies showed good results and prospectives in developing safe and effective contraceptive methods for men. Keywords: hormonal, non-hormonal, male fertility regulation.K.M. Arsyad; Division of Andrology Departmen of Medical Biology, Faculty of Medicine, Sriwijaya University

The Mechanisms of Autoimmune Response: Insights into an Enigmatic Repertoire

Several possible mechanisms of autoimmune response leading to the development of autoimmune diseases are discussed briefly herein. Failure of both B and T sell tolerance, lack of suppressor T cell functions, an apoptosis defect, increased expression of superantigens, adverse effects of cytokines and possible microbial infections have all been proposed as the mechanisms of autoimmune response. Yet, none of the proposed mechanisms seems to explain satisfactorily and exclusively the development of a single autoimmune disease, suggesting that the diseases may involve complex mechanisms rather than due to a single pathway. Whether findings based upon the animal models can be extrapolated in humans remains also to be investigated further, since it would provide a direction for future bimodal therapy. Keywords: Immunoregulation, autoimmunity, autoimmune diseases. Wihaskoro Sosroseno, Endang Herminajeng, Department Dental Public Health

Treadmill Test in Patients with Rheumatic Mitral Regurgitation

Treadmill tests were performed in 48 patients with rheumatic mitral regurgitation ranging in age from 9 to 18 years, consisted of 17 boys and 31 girls. The method used was Bruce protocol. Patients with heart failure or other valvular defects were excluded from this study. Thirty-eight (79.2%) patients, 15 boys and 23 girls, could reach stage 4 or more. Shorter endurance time was associated with increasing age and larger body suface area, both in boys and girls. In the group of patients with cardiomegaly in their x-ray photos, 83.3% of the boys and 70.0% of the girls could reach stage 4 or more in, while in those without cardiomegaly 100% of the boys and 76.1% of the girls could achieve stage 4 or more. Patients with LVH on their ECGs could reach stage 4 or more in 87.5% of the boys and 85.7% of the girls, while patients without LVH could reach stage 4 or more in 88.8% of the boys and 70.0% of the girls. We conclude that: (1) treadmil test is quite safe for children with mild and moderate rheumatic mitral regurgitation; (2) older age and larger body surface area are assosiated with lower endurance, (3) cardiomegaly on chest X-ray can be used as guide for exercise restriction in that group, but this is not true with ECG-LVH. Keywords: Treadmill test, rheumatic mitral regurgitation, cardiomegaly, left ventricular hypertrophy. Bambang Madiyono, Sabiqun Rusdi, Ismet N. Oesman, Sudigdo Sastroasmoro, Sukman T. Putra, Najib Advani